Untuk menggali potensi kawasan Jakarta Timur, khususnya wilayah Cijantung, PT Synthesis Karya Pratama menggelar diskusi dengan “Tata Kota Jakarta Timur Sebagai Lokasi Hunian Potensial.” Menurut Pakar Tata Kota Yayat Supriatna, pengembangan wilayah Jakarta Timur, itu telah didorong sentra ekonomi baru, apalagi dengan terbangunnya jaringan transportasi massal. Daya tarik utama adalah terbentuknya simpul layanan transportasi besar yaitu LRT Cawang yang terintegrasi dengan kereta api cepat, dan terintegrasi dengan LRT Jabodetabek.
Diakui Yayat, kawasan hunian akan mudah tumbuh dan berkembang cepat dengan didukung oleh jaringan infrastruktur, transportasi publik dan menjamurnya pusat-pusat kegiatan ekonomi. Pusat permukiman yang diminati konsumen adalah kawasan hunian yang mudah diakses. Begitu pula kehadiran beragam fasilitas umum sebagai pendukung yang kuat bagi sebuah kawasan.
Merry Morfosa, Kepala Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang Kota, Dinas Cipta Karya Tata Ruang dan Pertanahan Provinsi DKI Jakarta (DCKTRP) menambahkan selain siap bertransformasi menjadi kawasan hunian potensial baru di Jakarta Timur, wilayah Jakarta Timur juga sedang dirancang sebagai kota administrasi yang prospektif untuk perkembangan properti. “Saat ini kami masih menunggu penerapan Rancangan Peraturan Gubernur (RANPERGUB) tentang penataan kota terutama kawasan hunian.
Dari Rancangan Peraturan Gubernur ini ada sejumlah kebijakan baru yang perlu diketahui para developer terkait Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). Aturan main yang digulirkan pastinya menjadikan Jakarta Timur sebagai kawasan perkotaan yang lebih baik dari sebelumnya.
“Jakarta Timur itu memang didominasi oleh fungsi hunian, kami juga telah mengatur berbagai rancangan tata kota terkait kawasan hunian, baik untuk rumah tapak, rumah flat maupun rumah susun, termasuk juga pengembangan real estate yaitu pemecahan kavlingnya minimal 60m2 tidak boleh lebih kecil dari luas itu. Izin untuk membangun rumah tinggal juga sudah kami diterapkan sampai empat lantai,” katanya.
Selain itu, DCKTRP Provinsi DKI Jakarta juga telah membuat ketentuan dan penggunaan lahan (untuk kegiatan hunian), termasuk ketentuan intensitas pemanfaatan ruang (pada zona perumahan), ketentuan tata bangunan dan prasarana minimal, ketentuan kegiatan hunian, persyaratan dasar perizinan berusaha dan kewajiban pembangunan.
Salah satu pengembang yang membidik wilayah tersebut adalah Syntesis Group yang mengandalkan proyek Syntesis Huis. Menurut Aldo Daniel Direktur Pengelola Synthesis Huis, pihaknya optimis dengan membidik segmen milenial proyek rumah tapak yang dikembangkan akan terserap pasar. Kehadiran Synthesis Huis di Jakarta Timur sebagai iconic residential project merupakan pilihan tepat yang dapat dijadikan hunian impian keluarga yang saat ini sedang berkembang. Apalagi lokasinya masih berada di Jakarta, kawasan hunian ini juga didukung oleh segudang potensial perkembangan properti.
Aldo menambahkan, Synthesis Huis dibangun di lahan seluas 3.3 hektar, dengan total lahan seluas 5 hektar, memiliki lokasi yang strategis dan mudah di akses, hanya 5 menit dari pintu tol Pasar Rebo, dekat pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, rumah sakit dan CBD TB Simatupang. Keunggulan lainnya kawasan Synthesis Huis berdampingan dengan hutan kota Cijantung Jakarta Timur sebagai paru-paru kota Jakarta.
Beberapa tipe yang ditawarkan yaitu tipe Mattlig luas tanah (6 x 12 meter2) atau luas bangunan (LB 142 m2), hunian bergaya Skandinavia dijual dengan harga sekitar Rp 2,5-2,7 miliar per unit. Selain itu, tipe Passa luas tanah/LT (6×10 meter2), bangunan 3 lantai dengan luas bangunan/LB 120 m2 ini dibanrol dengan harga Rp 2,1 juta/unit. Sedangkan tipe lain yaitu tipe Lang (6 x 15 meter2) dengan LB 194 m2 ditawarkan dengan harga di atas Rp3 miliar. “Saat ini sudah terjual 60%,” kata Aldo.
Yayat menambahkan, lokasi dan aksesibilitas merupakan poin penting yang mampu mendongkrak nilai investasi sebuah kawasan hunian. Hadirnya Synthesis Huis di wilayah Cijantung Jakarta Timur merupakan langkah tepat. Agar semakin diminati konsumen Yayat menyarankan Synthesis Huis jangan membangun rumah tapak saja, tapi harus bangun distinasi wisata urban tourism di Jakarta Timur,” kata Yayat.
Artikel ini bersumber dari swa.co.id.