Kunang Jewelry Shop: Sulap Sampah Logam Jadi Produk Berdaya Jual

Kunang Jewelry Shop: Sulap Sampah Logam Jadi Produk Berdaya Jual

korannews.com – Saat ini kita berada di tengah masyarakat dunia yang masih berusaha untuk memulihkan kembali kehidupannya pasca pandemi, terutama dalam faktor finansial. Salah satu yang sangat terdampak dari pandemi adalah para pelaku bisnis.

Untungnya, berbagai bisnis tersebut kini mulai bangkit kembali, bahkan bertambah jumlahnya. Momentum ini dimanfaatkan untuk menaikan kembali bisnis-bisnis yang berasal dari ide-ide unik.

Bisnis dengan ide unik ini salah satunya seperti dari mengolah kembali barang-barang yang dianggap sudah tidak berdaya jual. Ide-ide bisnis ini langsung diterima pasar karena kekhasannya.

Salah satu yang membuka bisnis unik ini adalah Dian Suri H. selaku Founder dan Designer dari brand Kunang Jewelry Studio. Ia menceritakan pengalamannya dalam berbisnis dalam (Cari Untung Bareng Teman) episode yang bisa diakses melalui .

Bisnis Kunang Jewerly Shop mengambil nama Kunang agar orang dapat mengingatkan dengan mudah sama halnya dengan melihat perhiasan lainnya. Nama ini juga sekaligus sebagai harapan bahwa bisnis ini akan bersinar ke depannya.

Kunang Jewerly Shop dan Keunikannya

Melihat pada apa yang dijual dan nama “jewelry” tentu sebagian orang akan langsung berasumsi bahwa barang-barang yang dijual berharga fantastis. Namun, tidak dengan bisnis UMKM ini. Kunang Jewerly Shop menjual perhiasan dengan harga yang sangat terjangkau.

Harga yang ditawarkan oleh tokonya dimulai dari kisaran ratusan ribu rupiah. Dengan harga yang terjangkau, kita bisa mendapatkan perhiasan-perhiasan cantik yang cocok digunakan untuk menambah gaya aksesoris kamu.

Bandrol harga yang murah tentu bisa direalisasikan akibat bahan baku produk yang hanya berdasar pada limbah logam. Selain logam, terdapat juga varian lainnya dengan harga yang lebih bervariatif.

Dian Suri sendiri menuturkan bahwa Kunang Jewelry Shop memiliki tiga orang owner. Ide membangun bisnis tersebut tidak lepas dari karier Dian sendiri yang sebelumnya adalah jewelry desainer yang telah berkecimpung di bidang tersebut selama 12 tahun.

Dengan pengalamannya, Dian telah paham berbagai kondisi di dalam bisnis tersebut tertutama kaitannya dengan luxury jewerly. Salah satu yang paling diingat adalah supply change, dimuali dari bahan material diambil hingga pengolahannya.

Dalam hal ini, sebagai desainer, ia mengaku tidak memiliki banyak kesempatan untuk mengetahui bagaimana porses material dipilih. Ketika mengunjungi sendiri pertambangan logam mulia di Indonesia, ia menyadari bahwa isu lingkungan yang dibicarakan benar adanya.

Dari hal tersebut, Dian berpikir untuk memulai bisnis sendiri sekaligus memulai pergerakan baru dari hal yang tidak bisa dilakukan saat ia sebagai jewelry designer. Pada awalnya Dian kesulitan karena selama ini bidangnya sangat jauh dengan bisnis.

Oleh karenanya, ia mulai mencari orang yang bisa diajak bekerja sama dalam bisnis kreatif ini. Akhirnya Dian menemukan dua orang rekan yang kini bisa berfokus pada marketing dan bisnis, juga legalisasi dan administrasi.

Agar bisnisnya jauh lebih matang terkait dengan konsep isu lingkungan, Dian mulai mencari alternatif material lain. Dian bersama tim bahkan menelusuri berbagai komunitas lingkungan hidup untuk mengetahui limbah logam apa yang kuantitasnya paling banyak.

Selain itu, ia juga mencari cara agar produk mereka bukan termasuk ke dalam produk artisan yang bisa tetap produksi walaupun bukan produksi massal. Maka dari itu diputuskan untuk menyiapkan waktu cukup lama untuk berbagai eksperimen sebelum buka perdana.

Sebagai bisnis yang harus sustainable, jelas banyak hal yang menjadi pertimbangan sejak Kunang Jewerly Shop berdiri.

Pilihan Limbah Logam

Logam merupakan salah satu material alami yang dapat didaur ulang secara terus menerus. Limbah logam juga sangat banyak karena penggunaannya yang sudah populer sejak dulu untuk perkembangan teknologi.

Hal ini membuat material logam juga mudah dicari. Namun, Dian membaginya ke dalam dua kategori yaitu logam berkarat dan tidak berkarat. Logam berkarat mungkin memiliki kandungan lain di dalamnya, seperti besi, tetapi Dian memilih logam yang tidak mengandung besi.

Selain itu, logam berkarat juga pasti mengalami oksidasi. Untuk itu mereka melakukan berbagai penelitian agar logam-logam tersebut tidak teroksidasi dengan cepat. Dian dan tim berusaha dengan baik mengolah limbah-limbah logam tersebut untuk meminimalisir isu lingkungan dan mendapat keuntungan.

Dengarkan pengalamannya dalam bisnis ini bersama obrolan Anna dan Dian Suri H. di (Cari Untung Bareng Teman) episode hanya di Spotify.

Ikuti juga siniarnya karena Cuan menghadirkan edisi Cerita Bisnis yang dapat kamu dengarkan untuk menambah wawasan kamu seputar dunia bisnis.

error: Content is protected !!