Kredivo Perdalam Penetrasi Paylater di Kota Tier 2 dan 3

Kredivo Perdalam Penetrasi Paylater di Kota Tier 2 dan 3

Kredivo Perdalam Penetrasi Paylater di Kota Tier 2 dan 3Kredivo Perdalam Penetrasi Paylater di Kota Tier 2 dan 3
(Dok. Kredivo)

Platform kredit digital, Kredivo terus memperdalam penetrasi paylater di kota tier 2 dan 3. Kali ini bekerja sama dengan Ramayana, seluruh pengguna Kredivo dapat menggunakan pembayaran paylater di 101 gerai Ramayana yang tersebar di seluruh Indonesia.

Indina Andamari, VP Marketing & Communications Kredivo memaparkan optimismenya terhadap kolaborasi tersebut, dalam mengoptimalkan momentum pertumbuhan sektor ritel di kota non-metropolitan melalui penggunaan paylater.

“Berkaca dari pengalaman kami melayani kebutuhan lebih dari 6 juta pengguna yang berada di berbagai belahan wilayah di Indonesia, kami percaya akan dampak besar yang bisa kita ciptakan melalui kolaborasi ini,” ujarnya dalam keterangan pers, Jumat (26/08/2022).

Melalui jaringan kuat Ramayana di seluruh pulau di Indonesia, ia berharap upaya penetrasi paylater ini dapat mengakselerasi ekonomi daerah, khususnya geliat industri ritel fesyen di kota tier 2 dan 3.

Lebih lanjut ia menjelaskan, temuan dari “Unlocking The Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia” Alpha JWC memprediksi bahwa kota tier 2 dan 3 akan menjadi penyumbang terbesar pendapatan per kapita di tahun 2030 dengan kontribusi sebesar 49% hingga 51%.

Hal ini didukung oleh paylater yang telah memperlihatkan potensi sebagai produk pembayaraan digital yang dapat mendorong peningkatan inklusi keuangan di kota-kota tier 2 dan 3. Berdasarkan data internal dari Kredivo menyatakan bahwa pengguna paylater di area tier 2 dan 3 naik sebesar 52% pada semester 1 tahun 2022 dibanding periode yang sama tahun lalu.

Dari pengguna paylater, pembelanjaan produk kategori fesyen menempati posisi pertama sebagai kategori produk dengan transaksi terbanyak di kalangan masyarakat kota tier 2 dan 3 dengan proporsi 20,1 %, disusul produk makanan (18,3%) dan produk kesehatan (18,6%).

Ramayana pun melihat bahwa di tengah pertumbuhan ekonomi kota tier 2 dan 3, integrasi layanan keuangan digital dengan gerai fisik yang seamless jadi kunci menjawab kebutuhan konsumen era digital.

Alexander A. Tumbel, Head of Loyalty Program & Merchant Acquisition Division Ramayana mengungkapkan, Ramayana akan terus menyediakan produk fesyen berkualitas dan selalu berinovasi sesuai dengan kebutuhan konsumen dan perubahan era. Meski dunia sudah makin online, menurutnya pengalaman berbelanja offline harus terus memberikan pengalaman baru bagi konsumen.

“Dengan demikian, integrasi online dan offline jadi kunci, dan kami sebagai pemain terdepan di industri ritel Indonesia siap meningkatkan kenyamanan berbelanja pelanggan dengan menyediakan lebih banyak pilihan pembayaran yang inovatif, seperti paylater. Kami optimis dengan kerja sama ini dapat menjadi pendorong tumbuhnya industri ritel di Indonesia,” ucapnya.

Setyadi Surya, Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (APRINDO) mengungkapkan, belanja offline akan terus memiliki peminatnya apalagi dengan adanya rasa kejenuhan bagi masyarakat yang selama ini berdiam diri di rumah.

Untuk tetap dapat mempertahankan konsumen, para pelaku ritel offline juga perlu berinovasi untuk memberikan kemudahan akses belanja, salah satunya melalui integrasi dengan layanan keuangan kredit digital yang semakin mudah, fleksibel, dan mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

“Dengan demikian, layanan keuangan digital dapat menguntungkan kedua pihak baik dari sisi konsumen maupun sisi ritel dalam proses jual beli dan keberlanjutan bisnis,” tambah Setyadi.

Editor : Eva Martha Rahayu

Swa.co.id


Artikel ini bersumber dari swa.co.id.

Exit mobile version