korannews.com – Tidak semua generasi muda tertarik menggarap bisnis pertanian . Namun usaha di bidang pertanian telah menjadi ketertarikan Freddy Wijaya. Telah bertahun-tahun Freddy memiliki minat dalam produksi pupuk.
Padahal, bila melihat latar belakang pendidikannya di Universitas Gadjah Mada, Freddy mengambil jurusan kuliah yang jauh dari pertanian , yakni akuntasi.
Freddy menuturkan, ketertarikan dia pada dunia pertanian awalnya berangkat dari hobi membaca majalah agrikultur, seperti National Geographic dan Trubus. “Saya memiliki ketertarikan di bidang pertanian sejak masih kecil gara-gara sering membaca majalah-majalah itu,” katanya dalam keterangan pers, Jumat, 19 Mei 2023.
Setelah lulus kuliah, Freddy kemudian merintis usaha produksi pupuk. Pada tahap awal, ia fokus pada usaha pemberdayaan petani jagung di wilayah Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Freddy mengaku, interaksi dengan petani membuat dirinya bisa menangkap berbagai keresahan yang dirasakan, mulai dari kesulitan memperoleh pupuk subsisi, harga pupuk kimia yang mahal, serta produktivitas lahan yang menurun.
“Kombinasi permasalahan itu membuat petani kesulitan mendapat hasil panen yang bagus,” katanya.
Berbagai permasalahan itulah yang menjadi dasar pengembangan dan inovasi pupuk yang dikembangkannya. Penyuluhan dari rumah ke rumah dilakukan untuk membantu petani bisa mengadopsi teknik pertanian yang lebih produktif.
Usaha tidak mengkhianati hasil ketika hasil panen petani jagung di Flores terus membaik. Keberhasilan itu membuat Freddy terus berus berinovasi. Pupuk hayati yang dikembangkannya kini tidak hanya terdaftar di Kementerian Pertanian, tapi juga berhasil mendapat sertifikat organik internasional.
“Saya optimistis akan makin banyak generasi muda yang terjun ke dunia pertanian karena ada potensi luar biasa besar di bidang ini,” katanya.
Sementara itu, CEO Global Tanoto Foundation Dr. J. Satrijo Tanudjojo mengatakan, Freddy menjadi salah satu penerima beasiswa Teladan dari Tanoto Foundation.
Aktivitas yang dilakukan Freddy dikatakannya menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya seputar kesuksesan bagi diri sendiri. Akan tetapi, keberhasilan pendidikan terletak dalam hal manfaatnya bagi masyarakat banyak.
“Selama hampir dua dekade, para penerima beasiswa TELADAN telah lulus, berkarier, dan berkontribusi nyata bagi masyarakat, komunitas, dan lingkungan,” katanya.
Ia menambahkan, kisah Freddy kini termasuk ke dalam buku yang diterbitkan oleh Tanoto Foundation berjudul Inspire, Mozaik Kisah Para Teladan.
“Buku ini memuat kisah 28 alumni berbagai perguruan tinggi yang juga penerima beasiswa Teladan dari Tanoto Foundation,” tuturnya. ***