Dorongan Kuat G20 Agar Perang Ukraina-Rusia Segera Diakhiri

Dorongan Kuat G20 Agar Perang Ukraina-Rusia Segera Diakhiri

Dorongan Kuat G20 Agar Perang Ukraina-Rusia Segera Diakhiri

Bali: Ada dorongan kuat dari para peserta Foreign Minister Meeting (FFM G20) agar invasi Rusia di Ukraina segera berhenti. Pasalnya, perang tak hanya merugikan kedua negara, tapi juga berdampak ke seluruh dunia.
 
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikannya dalam pernyataan pers usai pertemuan FMM G20 di Bali, Jumat, 8 Juli 2022.
 
“Pemulihan pandemi tetap menjadi prioritas global, tapi kita tidak lupa juga membahas dampak perang di Ukraina,” kata Menlu Retno.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Para peserta menyatakan keprihatinan mendalam mengenai konsekuensi kemanusiaan dari perang serta dampak globalnya terhadap pangan, energi dan keuangan,” imbuh dia.
 
Retno menambahkan, beberapa anggota mengungkapkan kecaman atas tindakan invasi. Perang, sambung dia, menyebabkan penderitaan luar biasa bagi penduduk sipil dan kebutuhan untuk memastikan akses yang aman tanpa hambatan untuk pengiriman bantuan kemanusiaan yang tepat waktu.
 
Menurutnya, banyak di antara para peserta yang memiliki pandangan sama bahwa kepercayaan sangat penting dicuptakan di antara negara-negara maju. Hanya ini cara untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi perdamaian dan stabilitas.
 
“Ada dorongan kuat dari para peserta untuk segera mengakhiri perang dan penyelesaian konflik secara damai melalui diplomasi dan negosiasi,” serunya.
 
“Muncul juga kekhawatiran bahwa multilateralisme berada di bawah ancaman dan semakin tertantang untuk merespons secara efektif tantangan global,” sambung Retno.
 
Baca juga: Menlu Retno Harap G20 Jadi Jembatan Solusi Masalah Dunia
 
Para peserta, kata Retno, sepakat ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat multilateralisme. Pasalnya, hanya multilateralisme yang jadi cara terbaik untuk menyelesaikan tantangan global.
 
Retno mengatakan, untuk memastikan multilateralisme dilakukan dan menguntungkan semua negara, perlu adanya kemauan politik dan kolaborasi global.
 
Krisis Pangan Merugikan Dunia
 
Semua negara prihatin dengan melonjaknya harga pangan dan energi. Retno menegaskan kembali bahwa krisis yang berkelanjutan akan terus menghambat pemulihan global.
 
“Negara berkembang akan paling terpengaruh, terutama negara berpenghasilan rendah dan pulau-pulau kecil. Ada kebutuhan mendesak untuk mengatasi gangguan rantai pasokan makanan global,” ucapnya.
 
Retno mengatakan, perlu untuk mengintegrasikan kembali bahan pangan dan pupuk dari Ukraina dan Rusia ke pasar global. Hal ini, kata Retno, didukung Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
 
Guterres mendapat dukungan dari banyak peserta atas upayanya menyediakan jalur aman pasokan pangan melalui Singapura. Beberapa peserta FMM menggarisbawahi bahwa pupuk dan pangan tidak dikenakan sanksi.
 
“Mereka menyatakan siap untuk mengatasi kesulitan praktis dalam melakukan perdagangan pangan dan pupuk, termasuk pembayaran, asuransi, logistik, dan lain-lain,” ujar Retno.
 
“Beberapa peserta juga menyerukan kemitraan dan kolaborasi yang lebih kuat dalam mencapai ketahanan energi dan mempercepat transisi energi bersih dan terbarukan melalui penelitian, kerja sama, investasi, dan transfer teknologi yang terjangkau,” pungkasnya.
 

(FJR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Exit mobile version