DIM Ungkap Momen Window Dressing di Akhir Tahun, Muncul Gak?

DIM Ungkap Momen Window Dressing di Akhir Tahun, Muncul Gak?

DIM Ungkap Momen Window Dressing di Akhir Tahun, Muncul Gak?

korannews.comJakarta, CNBC Indonesia – Chief Investment officer Danareksa Investment Management (DIM), Herman Tjahjadi mengaku mendapatkan banyak pertanyaan dari investor mengenai kemungkinan adanya window dressing di Triwulan empat atau akhir tahun 2022.

Seperti diketahui, Window dressing sendiri adalah aktivitas mempercantik portofolio para fund manager dengan memburu saham-saham unggulan (blue chip) atau yang berkapitalisasi pasar besar (big cap).

Menanggapi hal ini, dia mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan analisa spesifik triwulan 4 dari tahun 2001. Hasilnya, ditemukan probabilitas positif return untuk saham LQ-45 sangat tinggi mencapai sekitar 90%. Kemudian untuk IHSG, probabilitas positif return mencapai 80%.

“Dan kaitannya mana yang akan out perform, apakah dari big cap atau small cap? Dari analisa kita juga hanya di Triwulan ke empat saja itu LQ-45 yang isinya biasanya big cap itu akan out perform IHSG sebesar 67%,” ujarnya dalam CNBC Indonesia Awards 2022 ‘The Best Asset Management’, Jumat (14/10/2022).

Pihaknya melihat di tengah banyak tantangan eksternal seperti kondisi makro global, Indonesia tetap memiliki performa yang positif dan lebih baik dibanding negara lain karena GDP tercatat masih bertumbuh.

Adapun kemungkinan, lanjut Herman, pada awal tahun depan status pandemi sudah masuk endemi, serta masuk pesta demokrasi pemilu. Dengan adanya hal itu, dia melihat sektor konsumer biasanya akan baik, dimana diketahui sektor konsumer menyumbang 52% GDP.

Selain itu, dia juga melihat bahwa konflik geopolitik antara Ukraina dan Rusia yang sulit mereda akan mempertahankan permintaan batu bara yang masih akan tinggi.

Dia menambahkan, jika misalnya perang bisa diselesaikan, maka demand untuk nikel akan kembali naik karena revolusi Electric Vehicle (EV) yang sudah tidak bisa dihentikan secara global.

“Karena semuanya sudah ingin beralih ke EV. Dan kita sebagai produsen nikel terbesar di dunia harus manfaatkan dengan baik. Pasti kita bisa memanfaatkannya dengan baik,” pungkasnya.

Exit mobile version