SURYA.CO.ID, GRESIK – Petrokimia Gresik melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) kembali mengadakan pendidikan Vokasi Industri selama setahun. Hal ini untuk menjawab kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan memenuhi kebutuhan industri, Minggu (28/8/2022).
Direktur Keuangan dan Umum Petrokimia Gresik, Budi Wahju Soesilo mengatakan, program pendidikan vokasi industri sudah dijalankan Petrokimia Gresik selama lima tahun. Ini merupakan komitmen Petrokimia Gresik dalam mendukung revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) berbasis kompetensi link and match dengan industri.
“Melalui program ini, Petrokimia Gresik memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman industri kepada para tenaga muda potensial. Mereka yang masih lulusan SMK/SMA untuk dilatih menjadi SDM yang terampil dan profesional, sehingga menjadi tenaga yang siap pakai dalam dunia industri,” kata Soesilo dalam rilis Humas Petrokimia Gresik.
Dalam Program Magang Vokasi Industri periode ini, Petrokimia Gresik telah merekrut 40 lulusan SMK/SMA untuk menjalani program setara Diploma 1 selama satu tahun. Kurikulum dan modul yang diberikan menyesuaikan kebutuhan industri di Petrokimia Gresik.
Dari hasil rekrutmen tersebut, dibagi menjadi dua program studi yaitu 19 orang Jurusan Teknik Perawatan Mesin yang dilaksanakan oleh Politeknik ATI Makasar dan 21 mahasiswa Jurusan Pemasaran & Logistik di bawah Politeknik APP Jakarta.
Dalam program ini, para mahasiswa dibekali teori On the Job Training (OJT) di lingkungan pabrik Petrokimia Gresik, pengetahuan terkait Digital Learning Petrokimia Gresik dan beberapa tes uji kemampuan, keterampilan, dan perilaku, sehingga para lulusan dinyatakan memenuhi persyaratan kompetensi, apabila tes dinyatakan lulus.
“Para lulusan ini tidak langsung bisa bekerja dan diangkat menjadi karyawan Petrokimia Gresik, melainkan akan dilakukan tes. Jika mereka dapat memenuhi kualifikasi yang dipersyaratkan perusahaan, maka dapat diangkat menjadi karyawan,” imbuhnya.
Dalam menyelenggarakan program ini, Petrokimia Gresik bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Pusdiklat Kementerian Perindustrian RI, Politeknik ATI Makasar serta Politeknik APP Jakarta.
Soesilo menambahkan, selain Pendidikan Vokasi Industri, Petrokimia Gresik juga bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian RI dalam menyelenggarakan Program Link & Match bagi siswa SMK dan Program Magang untuk Guru SMK.
Selama periode 2018 sampai 2019 sudah diikuti oleh 300 siswa dan 450 guru SMK dari seluruh Indonesia. “Petrokimia Gresik senantiasa berperan aktif memberikan kesempatan kepada lulusan SMA/SMK serta guru, sehingga mereka menjadi SDM yang andal dan kompeten,” pungkas Soesilo.
Sementara Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia (RI), Arus Gunawan mengatakan, program ini dilaksanakan sebagai wujud nyata kerjasama antara pemerintah, institusi pendidikan dengan dunia industri.
Selain itu melalui program ini, diharapkan akan memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan, dan mendukung ketersediaan tenaga kerja industri di Petrokimia
“Perkembangan industri nasional tidak lepas dari investasi, teknologi, dan SDM. Di mana SDM menjadi poin sangat penting. Karena industri merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja sangat besar setiap tahunnya, yaitu sekitar 600.000 per tahun,” kata Arus.
Ia menambahkan, Petrokimia Gresik menjadi satu dari lima industri di Indonesia yang dipilih Kemenperin untuk penyelenggaraan program ini. Diharapkan, peranan Petrokimia Gresik dalam pembentukan SDM kompeten bisa terus ditingkatkan, melalui penyelenggaraan unit pendidikan.
“Kemenperin telah membuka politeknik industri Petrokimia yang berlokasi di Banten, diharapkan Petrokimia Gresik juga membuka unit Pendidikan yang sama,” katanya. ****
Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.