Cacar Monyet Tidak Mendesak Pasca Covid-19, Dinkes Bangkalan Imbau Warga Cukup Jaga Imunitas

Cacar Monyet Tidak Mendesak Pasca Covid-19, Dinkes Bangkalan Imbau Warga Cukup Jaga Imunitas

Cacar Monyet Tidak Mendesak Pasca Covid-19, Dinkes Bangkalan Imbau Warga Cukup Jaga Imunitas

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Munculnya satu kasus penularan cacar monyet atau monkeypox di Indonesia pekan lalu, memang bisa diwaspadai. Tetapi cacar monyet itu sebenarnya bukan masalah mendesak seperti halnya Covid-19 karena perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menjadi hal prioritas masyarakat untuk menghindarkan dari segala macam penyakit, termasuk cacar monyet ini.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Bangkalan juga menyarankan bahwa menjaga dan meningkatkan kekebalan (imunitas) tetap penting. Cacar monyet saat ini mulai mewabah di beberapa negara dan sudah masuk Indonesia.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Bangkalan, Rizkiyah Nuni Wahyuni mengungkapkan, meski cacar monyet tidak mendesak, masyarakat juga perlu hati-hati karena virus itu menular melalui kontak langsung meskipun bukan melalui udara.

“Menurut saya jangan dibuat dibesar-besarkan dulu untuk masalah cacar monyet ini. Tetapi bagaimana cara kita untuk menjaga supaya penularannya tidak sampai terjadi. Karena itu dari pemerintah sudah melaksanakan bagi mereka yang sudah terkonfirmasi cacar monyet langsung ditangani,” ungkap Nuni kepada SURYA, Jumat (26/8/2022).

Ia menjelaskan, dinkes belum menemukan pasien terkonfirmasi cacar monyet. Bangkalan bersama kabupaten lain, lanjutnya, sejauh ini hanya melakukan persiapan-persiapan sebagai langkah antisipasi melalui PHBS.

Di bulan ini, lanjut Nuni, kebetulan bersamaan dengan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN), bulan imunisasi anak sekolah sebagai program-program pemerintah yang harus diikuti masyarakat.

“Kedua, lakukan kegiatan positif seperti PHBS, itu yang penting. Makanan harus sehat dan semuanya harus terkontrol dengan baik, Jadi kalau imun kita baik dan sehat menurut saya semua penyakit bisa terhindar,” ujar Nuni.

Seperti diketahui, juru bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Mohammad Syahril, Sabtu (20/8/2022) mengungkapkan, telah terdeteksi satu orang pasien terkonfirmasi cacar monyet di Indonesia. Artinya penyakit tersebut telah masuk ke Indonesia seperti halnya negara-negara tetangga.

Kasus cacar monyet untuk pertama kalinya terdeteksi di Inggris pada 6 Mei 2022. WHO kemudian pada 23 Juli 2022 mengumumkan cacar monyet sebagai kedaruratan kesehatan global dan saat ini sudah ada 86 negara yang sudah melaporkan kasus monkeypox ini dengan jumlah total 39.708 dan kematian sekitar 400 orang.

Kondisi itu ditindaklanjuti Kemenkes RI dengan melakukan berbagai upaya seperti sosialisasi, edukasi, serta dan kesiapan di pintu-pintu masuk negara. baik baik itu penanganan awal, deteksi dan pengobatan-pengobatan yang dilakukan apabila ada pasien cacar monyet.

Nuni menambahkan, gejala klinis cacar monyet diawali dengan meningkatnya suhu tubuh panas, muntah, hingga cacar bernanah dengan bentuk seperti cacar biasanya. Namun cacar monyet sembuhnya agak lama dibandingkan dengan cacar biasa.

“Namun sejauh ini di Kabupaten Bangkalan belum ada, semoga tidak ada. Kita harus prihatin dengan kondisi ini tetapi kita kita harus tidak usah membesar-besarkan permasalahan yang seperti itu,” pungkasnya. ***


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!