Bursa Asia Sumringah Nih, Kecuali Shanghai

Bursa Asia Sumringah Nih, Kecuali Shanghai

Bursa Asia Sumringah Nih, Kecuali Shanghai

korannews.comJakarta, CNBC Indonesia – Mayoritas bursa Asia-Pasifik ditutup bergairah pada perdagangan Selasa (28/3/2023), meski sentimen krisis perbankan masih menghantui dan volatilitas pasar masih cukup tinggi.

Hanya indeks Shanghai Composite China yang ditutup di zona merah pada hari ini, yakni melemah 0,19% ke posisi 3.245,38.

Sedangkan sisanya ditutup di zona hijau. Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup naik 0,15% ke posisi 27.518,3, Hang Seng Hong Kong melompat 1,11% ke 19.784,65, Straits Times Singapura menguat 0,51% ke 3.255,54, ASX 200 Australia melesat 1,04% ke 7.034,1, KOSPI Korea Selatan melonjak 1,07% ke 2.434,94, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir terapresiasi 0,77% menjadi 6.760,33.

Cerahnya bursa Asia-Pasifik secara mayoritas disebabkan oleh bangkitnya kembali saham perbankan global, setelah kembali terpuruk karena adanya krisis Deutsche Bank AG.

Pergerakan bursa Asia-Pasifik pun sejalan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street kemarin yang ditutup menghijau secara mayoritas.

Di AS, Tekanan terhadap perbankan kecil di AS sudah mulai mereda. Berdasarkan catatan CNBC International, penurunan deposit di bank kecil yang beralih ke bank besar sudah mulai menurun.

Selain itu, Lembaga simpan pinjam AS (Federal Deposit Insurance Corporation/FDIC) mengumumkan First Citizens BancShare Inc akan membeli simpanan dan pinjaman Silicon Valley Bank (SVB). Pengumuman ini dua minggu setelah kejatuhan SVB yang mengawali krisis perbankan AS.

Kesepakatan itu mencakup pembelian sekitar US$ 72 miliar atau sekitar Rp 1.019 triliun aset SVB dengan diskon sebesar US$ 16,5 miliar, tetapi sekitar US$ 90 miliar dalam bentuk sekuritas dan aset lainnya akan tetap dalam kurator untuk disposisi oleh FDIC.

Saham First Citizen langsung terbang hingga lebih dari 53% pada perdagangan Senin waktu setempat.

Bahkan, pemulihan saham bank tidak hanya di AS, tetapi di Eropa juga demikian. Saham Deutsche Bank AG yang belakangan menjadi sorotan setelah merosot tajam berbalik melonjak 4,7%.

Meski demikian, banyak pelaku pasar dikatakan masih enggan masuk ke aset berisiko dan perbankan pada khususnya. Sebab, tekanan besar masih bisa datang. Alhasil, volatilitas pasar saham masih cenderung tinggi.

Di lain sisi, kemungkinan terjadi resesi di AS juga dikatakan semakin dekat pasca gonjang-ganjing sektor perbankan. Hal ini bahkan diungkapkan oleh Presiden The Fed Minneapolis, Neel Kashkari dalam wawancaranya dengan CBS.

“Ini jelas membawa kita semakin dekat (dengan resesi) saat ini, apa yang belum jelas bagi kami saat ini adalah seberapa banyak tekanan perbankan yang bisa membuat krisis kredit meluas. Kemudian, krisis kredit akan memperlambat perekonomian,” kata Kashkari sebegaimana dilansir CNBC International.

CNBC INDONESIA RESEARCH

error: Content is protected !!