korannews.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka kemiskinan di Kabupaten Bangka Barat terendah di antara tujuh kabupaten dan kota se-Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).
Kepala BPS Kabupaten Bangka Barat Baiq Kurniawati, di Mentok, Selasa, mengatakan data tersebut berdasarkan hasil Survei Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan pihaknya pada Maret 2023 yang menemukan angka kemiskinan dan inflasi Kabupaten Bangka Barat memiliki angka lebih baik dibandingkan wilayah lain di Provinsi Babel.
“Harus diakui Pemkab Bangka Barat selama ini fokus pada penurunan kemiskinan ekstrem yang menjadi salah satu agenda reformasi birokrasi,” kata Baiq.
Ia menambahkan, pencapaian ini selaras dengan agenda reformasi birokrasi pemerintah pada tahun ini, yaitu pengentasan kemiskinan ekstrem menjadi 0 persen pada tahun 2024.
Dia menambahkan, berdasarkan hasil Susenas Maret 2023, angka kemiskinan ekstrem di Kabupaten Bangka Barat ditemukan 0,41 persen, atau sekitar 875 kepala keluarga.
Baiq menyarankan, kunci pengentasan kemiskinan adalah peningkatan pendapatan keluarga atau rumah tangga. Jika pendekatannya adalah pendapatan berarti ada pekerjaan rumah bersama dari pembukaan lapangan kerja.
Ia mengatakan, inflasi yang menjadi salah satu fokus utama pada reformasi birokrasi tematik merupakan hal yang tidak bisa dihindarkan pada masa sekarang, namun ada kiat-kiat yang bisa dilakukan pemerintah untuk tetap menjaga angka inflasi tetap berada pada level aman.
Menurut dia, yang harus dilakukan pemerintah adalah mengendalikan inflasi berada pada titik wajar dan menggerakkan ekonomi.
“Dengan pola itu pemerintah masih bisa ‘survive’dan daya beli masyarakat terjaga,” katanya pula.