Basa-basi DK PBB Lakukan Pertemuan Bahas Serangan Israel ke Gaza

Basa-basi DK PBB Lakukan Pertemuan Bahas Serangan Israel ke Gaza

Basa-basi DK PBB Lakukan Pertemuan Bahas Serangan Israel ke Gaza

New York: Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) bertemu untuk membahas situasi sensitif di Gaza. Pertemuan pada Senin 8 Agustus 2022 dilakukan setelah serangan brutal yang menewaskan 44 orang, termasuk 15 anak-anak.
 
Dalam keterangan Dewan Keamanan PBB menyebutkan, mereka mengadakan pertemuan darurat Senin untuk membahas situasi di Gaza. Beberapa anggota menyuarakan keprihatinan meskipun gencatan senjata lemah antara kelompok Jihad Islam dan Israel setelah tiga hari konflik mematikan.
 

Berbicara melalui video pada awal pertemuan, utusan PBB untuk Timur Tengah Tor Wennesland memperingatkan bahwa dimulainya kembali permusuhan akan memiliki konsekuensi yang “menghancurkan”.
 
“Gencatan senjata itu rapuh,” dia memperingatkan, seperti dikutip The New Arab, Selasa 9 Agustus 2022.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Duta Besar Rusia Vasily Nebenzia menekankan dewan “sangat prihatin dengan pergantian peristiwa ini, yang dapat mengarah pada dimulainya kembali konfrontasi militer yang sepenuhnya matang dan semakin memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza.”
 
Israel sejak Jumat meluncurkan pemboman udara dan artileri berat terhadap posisi Jihad Islam di Gaza. Jihad Islam kemudian menembakkan lebih dari seribu roket sebagai pembalasan.
 
Kekerasan yang dilakukan Israel di Gaza adalah pertempuran terburuk sejak perang 11 hari tahun lalu.
 
“Gencatan senjata yang ditengahi Mesir yang dicapai Minggu malam mengakhiri pertempuran sengit yang menewaskan 44 orang, termasuk 15 anak-anak, dan melukai 360 orang di daerah kantong itu,” menurut kementerian kesehatan Gaza.
 
Kedua belah pihak memiliki hak untuk menanggapi jika gencatan senjata dilanggar.
 
Wennesland mengatakan bahwa penilaian PBB tentang kekerasan sedang berlangsung, mencatat bahwa “sekitar 20 persen” dari sekitar 1.100 roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Palestina telah jatuh di Jalur Gaza.
 

Menjelang pertemuan, Duta Besar Israel untuk PBB Gilad Erdan menyerukan dewan untuk menempatkan “pertanggungjawaban penuh” pada Jihad Islam, menuduh kelompok yang didukung Iran menggunakan warga Gaza sebagai “perisai manusia.”
 
“Harus ada satu hasil dan satu hasil saja, untuk mengutuk (Jihad Islam) atas kejahatan perang gandanya sambil menempatkan pertanggungjawaban penuh atas pembunuhan warga Palestina yang tidak bersalah di pundak kelompok teror radikal,” kata Erdan di konferensi pers.
 
“Mereka menembakkan roket ke warga sipil Israel sambil menggunakan warga Gaza sebagai tameng manusia. Ini adalah kejahatan perang ganda,” imbuhnya.
 
Kelompok-kelompok Palestina di Gaza secara rutin membantah bahwa mereka menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dan telah berulang kali mengecam Israel atas serangan membabi butanya terhadap infrastruktur sipil.
 
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB Linda Thomas-Greenfield mendukung “hak Israel untuk membela rakyatnya dari ancaman teroris.”
 
“Dewan ini harus bisa bersatu dan tanpa syarat menolak terorisme Jihad Islam Palestina, yang tindakan sembrononya telah membahayakan nyawa warga sipil, di kedua sisi,” tegasnya.
 
Namun Duta Besar Palestina Riyad Mansour mengecam “agresi yang tidak dapat dibenarkan” Israel.
 
“Apakah Anda siap untuk mengatakan sudah cukup? Sebagai otoritas tertinggi yang bertanggung jawab atas pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional?” dia meminta.
 
“Berapa banyak lagi anak yang harus kita kubur sampai ada yang bilang cukup sudah?,” tegas Mansour.
 
Konsultasi Dewan Keamanan berlangsung di markas besar PBB di New York. Tidak ada pernyataan yang diharapkan setelah pertemuan tertutup, yang akan mengikuti debat terbuka. Namun umumnya pertemuan ini tidak pernah mengeluarkan hasil konkret.

 

(FJR)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Exit mobile version