Bangladesh Minta Bantuan China untuk Pulangkan Pengungsi Rohingya ke Myanmar

Merdeka.com – Bangladesh meminta kerja sama dari China untuk memulangkan pengungsi Rohingya ke Myanmar. Permintaan itu disampaikan ketika kunjungan Menteri Luar Negeri Wang Yi ke Bangladesh Ahad lalu.

Dikutip dari South China Morning Post, Senin (8/8), China telah menggunakan pengaruhnya di Myanmar untuk menjadi perantara perjanjian pada November 2017 untuk memulangkan sekitar 700.000 pengungsi muslim Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar pada Agustus tahun itu.

Meskipun ada upaya untuk mengirim mereka kembali, para pengungsi menolak, mereka takut akan bahaya di Myanmar, terlebih setelah kudeta militer tahun lalu.

Wang tiba di Dhaka pada Sabtu malam dan bertemu Perdana Menteri Sheikh Hasina dan Menteri Luar Negeri A.K. Abdul Momen. Mereka membahas masalah bilateral dan global sebelum keberangkatannya pada Minggu pagi, kata Shahriar Alam, menteri muda Bangladesh untuk urusan luar negeri.

Bangladesh memiliki hubungan yang kuat dengan China, yang merupakan mitra dagang utama sebagian besar untuk bahan-bahan baku. Tetapi mempertahankan hubungan dekat dengan Beijing merupakan tantangan bagi Bangladesh, yang juga menyeimbangkan hubungan diplomatik dan perdagangan dengan India dan Amerika Serikat (AS), saingan utama China.

Lebih dari 500 perusahaan China aktif di Bangladesh. China terlibat dalam berbagai proyek infrastruktur negara itu seperti pelabuhan laut, terowongan sungai dan jalan raya, serta membantu membangun jembatan terbesarnya di atas Sungai Padma dengan biaya USD 3,6 miliar.

Di tengah ketegangan baru-baru ini, Bangladesh mengeluarkan pernyataan yang menegaskan kembali dukungannya terhadap kebijakan “satu-China”. Setelah memenangkan pemilihan pada tahun 2008, pemerintahan Hasina menutup kantor perwakilan bisnis Taiwan di Dhaka sebagai tanggapan atas permintaan dari Beijing, dan sejak itu China telah meningkatkan keterlibatannya di Bangladesh.

Industri garmen Bangladesh, yang mendatangkan lebih dari 80 persen mata uang asing hasil ekspor, sangat bergantung pada China untuk bahan baku.

Menteri junior mengatakan China berjanji untuk bekerja terus menerus untuk menyelesaikan krisis Rohingya dan mengutip Wang yang mengatakan bahwa tantangan internal di Myanmar tidak hanya meresahkan Bangladesh tetapi juga negara-negara lain.

“Menteri luar negeri kami dengan tegas menyatakan kerja sama China diperlukan. China telah berkembang dalam menyelesaikan masalah Rohingya dan kami membutuhkan situasi untuk segera diakhiri,” kata Alam.

“Untuk menyelesaikan krisis Rohingya, Bangladesh membutuhkan dukungan dari China. Kunjungan ini akan membantu mempererat hubungan bilateral,” kata Ahmad.

“Bagi kami, China sangat penting. Kita juga perlu menjaga hubungan baik dengan India dan AS karena mereka juga merupakan mitra pembangunan yang sangat penting bagi Bangladesh. Tidak ada yang perlu ditakuti karena hubungan dekat Bangladesh dengan China.”

Reporter Magang: Gracia Irene [pan]

Baca juga:
Data Fakta Jumlah Pengungsi Akibat Konflik di Seluruh Dunia
AS Putuskan Militer Myanmar Lakukan Genosida terhadap Rohingya


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Exit mobile version