Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta dan LBH Pers mengecam intimidasi yang dilakukan oleh tiga pria saat jurnalis CNNIndonesia.com dan 20Detik meliput kasus penembakan Brigadir J di sekitar rumah Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo. Berdasarkan informasi yang dihimpun AJI, mereka diintimidasi oleh tiga pria yang berbadan tegap, berambut cepak, dan berpakaian hitam.
Kepala Divisi Advokasi dan Ketenagakerjaan AJI Jakarta, Irsyan Hasyim menuturkan, saat itu, dua jurnalis melakukan wawancara dengan petugas kebersihan di Jalan Saguling, kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan. Dari arah belakang, tiga orang tersebut menghampiri jurnalis, memepet, dan mengambil paksa telepon genggam yang saat itu digunakan untuk wawancara. Diketahui, selama proses penyelidikan dan penyidikan peristiwa penembakan di rumah Irjen Ferdy Sambo, tidak sedikit kepolisian berjaga di area kompleks Polri.
Berdasarkan informasi yang diperoleh AJI Jakarta, kata Irsyan Hasyim, pada awalnya jurnalis CNN dan 20Detik mencari informasi di area kompleks. Mereka mendatangi rumah ketua rukun tetangga (RT) untuk mencari informasi lebih mendalam. Istri dari ketua RT yang saat itu ada di rumah menerima keduanya.
“Setelah itu, mereka mencoba untuk mencari rumah petugas kebersihan dan menanyakan informasi tentang situasi rumah Ferdy Sambo sebelum dan setelah kejadian,” kata Irsyan Hasyim dalam keterangan pers, Jumat (15/7).
Dia menyebut, rumah petugas kebersihan berada sekitar 100 meter dan berbeda kompleks dengan rumah Sambo. Hanya ada pintu kecil yang terbuka untuk akses jalan. Sembari berjalan ke rumah yang dituju, di ujung jalan kompleks terdapat 10 orang yang sedang bercengkerama. Dua jurnalis sempat melewati mereka untuk bisa menjangkau rumah petugas kebersihan. Setelah itu, kedua jurnalis mewawancarai petugas kebersihan dengan cara merekam sambil berjalan.
Baru sekitar 100 meter berjalan, tiga orang yang sebelumnya ikut berkumpul di ujung kompleks menghampiri dua jurnalis. Ponsel yang digunakan untuk merekam diambil paksa. Mereka juga menghapus semua video dan foto hasil rekaman peliputan di area kompleks Polri. Tak cukup itu, ketiga orang tersebut bahkan meminta jurnalis untuk tidak meliput terlalu jauh dari olah tempat kejadian perkara (TKP).
Jurnalis CNN dan 20Detik sempat menolak memberikan ponselnya. Keduanya bahkan mempertanyakan tujuan ambil paksa alat kerja yang digunakan jurnalis dalam meliput. Alih-alih memberikan penjelasan, ketiga orang yang tidak menunjukkan identitas tersebut dengan tegas melarang jurnalis melakukan kerja-kerja jurnalistik.
“Tas yang digunakan jurnalis CNN dan 20Detik diperiksa tanpa ada persetujuan. Bahkan kedua jurnalis juga ikut digeledah tanpa memberikan penjelasan mengapa ketiganya melakukan tindakan tersebut,” katanya.
Artikel ini bersumber dari www.alinea.id.