Airlangga: Indonesia Berhasil Tangani Unprecedented Crisis

Airlangga: Indonesia Berhasil Tangani Unprecedented Crisis

Airlangga: Indonesia Berhasil Tangani Unprecedented Crisis

Jakarta: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan keberhasilan Indonesia dalam menangani unprecedented crisis akibat pandemi covid-19.
 
Ia menuturkan, masyarakat Indonesia pada tahun ini merayakan Hari Raya Idulfitri dan Hari Kemerdekaan dengan berpartisipasi dalam acara publik secara langsung untuk pertama kalinya sejak terjadinya pandemi covid-19 pada 2019. Tak dapat disangkal lagi, pandemi covid-19 telah banyak mengubah cara hidup dan keseharian seluruh masyarakat.
 
Pembatasan mobilitas masyarakat untuk menahan penyebaran pandemi covid-19 juga telah sangat memengaruhi berbagai aspek seperti disrupsi terhadap rantai pasok hingga penutupan pusat perbelanjaan, pabrik, dan banyak fasilitas umum. Hal tersebut kemudian juga diikuti dengan peningkatan angka pengangguran dan kemiskinan, demikian juga jatuhnya daya beli masyarakat.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Ia mengungkapkan, seluruh kondisi krisis yang terjadi merupakan sebuah unprecedented crisis, hampir tidak terdapat peta jalan atau panduan yang tersedia dengan cukup untuk mengatasi pandemi dan krisis yang terjadi. Namun demikian, krisis keuangan dan ekonomi yang pernah dihadapi sebelumnya telah memberikan pemahaman dalam keadaan sulit, pendekatan dilakukan secara fleksibel dengan semua kebijakan harus siap dengan kapasitas maksimal.
 

“Untuk memberi pemerintah ruang kebijakan manuver yang jauh lebih besar dalam menavigasi kesehatan dan tantangan ekonomi, kami mengintegrasikan kesehatan dan kebijakan ekonomi di bawah satu koordinasi Komite Panitia Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi (PC-PEN) pada Juli 2020,” ungkap Airlangga Hartarto saat memberikan Public Lecture di Rajaratnam School of International Studies (RSIS), Park Royal Collection Marina Bay, Singapura, dikutip Selasa, 30 Agustus 2022.
 
Menurutnya, dengan diikuti penguatan sinergi dan kolaborasi seluruh pihak, pemerintah melalui Komite PC-PEN kemudian merancang dan mengimplementasikan kebijakan rem dan gas untuk tetap menyeimbangkan kehidupan dan penghidupan seluruh masyarakat.
 
Kebijakan tersebut pada akhirnya membuahkan hasil yang sangat baik, yang terjadi penurunan kasus covid-19 secara sangat signifikan dan kondisi perekonomian yang pada awalnya sempat terkontraksi juga kemudian mampu rebound dan mencatat pertumbuhan yang impresif.  
 
“Indonesia telah diakui sebagai salah satu dari lima negara teratas di dunia dengan tingkat vaksinasi tertinggi. Kami juga telah memberikan vaksinasi lebih dari 430 juta dosis vaksin covid-19,” ujarnya.
 
Selain itu, untuk memberikan daya tahan lebih dalam menghadapi pandemi covid-19, pemerintah juga telah melakukan reformasi struktural domestik melalui salah satu reformasi ekonomi yang paling komprehensif yakni Omnibus Law atau yang sekarang lebih dikenal sebagai UU Cipta Kerja.
 
Upaya reformasi tersebut kemudian mendorong secara bersamaan dan mempengaruhi lebih dari 70 undang-undang pada 11 klaster ekonomi, di antaranya terkait dengan pengaturan tenaga kerja, proses perizinan, dan proses persetujuan investasi.
 
Meski saat ini dunia tengah dihadapkan pada krisis pangan, energi, dan keuangan, keberhasilan Indonesia dalam menangani pandemi covid-19 serta pemulihan ekonomi juga telah mendapatkan pengakuan dunia internasional.
 
“Untuk merespons krisis global, Sekretariat Jenderal PBB telah meminta Presiden Indonesia bersama dengan lima Kepala Negara dan Pemerintahan lainnya untuk tergabung dalam the Champions Group of Global Crisis of Response Group (GCRG),” sebutnya.
 
Airlangga juga menyampaikan berbagai potensi, strategi, dan tantangan yang dihadapi ASEAN saat ini maupun ke depannya, serta mengharapkan agar ASEAN dapat ikut memainkan peran penting dalam perekonomian global.
 
“Untuk memaksimalkan potensi pertumbuhan yang sangat besar ini, saya ingin menekankan bahwa ASEAN harus tetap bersatu dalam menghadapi konflik internal dan tekanan eksternal serta melakukan reformasi yang diperlukan untuk menghilangkan semua hambatan bagi pertumbuhan ekonomi kawasan,” jelasnya.
 

(ANN)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Exit mobile version