Aduh! Bos SKK Migas Ungkap Ancaman Krisis Energi di Depan Mata

Aduh! Bos SKK Migas Ungkap Ancaman Krisis Energi di Depan Mata

Aduh! Bos SKK Migas Ungkap Ancaman Krisis Energi di Depan Mata

korannews.com – Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto buka-bukaan soal potensi krisis ekonomi akibat gangguan pasokan energi dan pangan.

Menurutnya krisis pasokan energi dan pangan dapat menyebabkan kenaikan harga yang dapat membebani masyarakat.

“Situasi geopolitik dan ekonomi global saat ini menyebabkan gangguan pasokan energi dan pangan yang selanjutnya menyebabkan kenaikan harga. Kondisi itu berpotensi menimbulkan ancaman inflasi dan krisis ekonomi dan energi,” ungkap Dwi Soetjipto dalam agenda 3rd International Convention of Indonesia Upstream Oil and Gas 2022 (IOG 2022), di Bali Nusa Dua Convention Centre, Rabu (23/11/2022).

Di sisi lain, Dwi juga menyatakan industri migas berada dalam masa yang sangat dinamis dan penuh tantangan.

Tren isu transisi energi yang membuat energi fosil jadi dikurangi juga menjadi tantangan besar yang ada di depan mata industri hulu migas. Banyak negara berkomitmen penuh untuk mengurangi emisi karbon.

Di industri migas, pihaknya melihat beberapa perusahaan besar telah memasukkan pengurangan karbon dan investasi energi terbarukan dalam strategi portofolio mereka.

“Ini berarti dua hal. Pertama, investasi migas perlu ditingkatkan karena perlu memasukkan program pengurangan karbon seperti CCUS. Di sisi lain, persaingan untuk mendapatkan investasi di bidang migas semakin meningkat,” kata Dwi Soetjipto.

Strategi genjot investasi migas di halaman berikutnya.

Pemerintah Indonesia juga disebut terus menunjukkan komitmennya untuk bekerja sama dengan para kontraktor. Dwi Soetjipto memaparkan ada lima strategi utama pemerintah menggenjot investasi migas.

Pertama, mengoptimalkan produksi di lapangan migas yang ada. Kedua, melakukan transformasi sumber daya kontingen menjadi produksi. Ketiga mempercepat metode Enhanced Oil Recovery (EOR) kimiawi untuk mendorong tambahan produksi.

“Keempat kami mendorong kegiatan eksplorasi migas, dan terakhir kami juga melakukan percepatan peningkatan regulasi melalui One Door Service Policy (ODSP) dan insentif hulu migas,” jelas Dwi Soetjipto.

Kolaborasi pemerintah, menurut Dwi sudah ditunjukkan dengan menjalankan bisnis tidak seperti biasanya dengan memperbaiki ketentuan fiskal. Pemerintah telah menunjukkan komitmennya untuk bekerja sama dengan kontraktor dengan insentif tambahan jika diperlukan agar suatu lapangan dapat dikembangkan secara ekonomis.

“Kami telah memberikan insentif untuk pengembangan lapangan ExxonMobil Cepu, Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Energy Sanga-Sanga, Pertamina Hulu Kalimantan Timur, dan beberapa wilayah kerja lainnya,” sebut Dwi Soetjipto.

error: Content is protected !!