korannews.com – Mengutip CNBC, Jumat (9/9/2022) harga emas di pasar spot turun 0,4 persen menjadi USD1.711,05 per ounce, setelah mencapai level tertinggi lebih dari satu minggu di awal sesi.
Sementara itu, emas berjangka Amerika Serikat ditutup melemah 0,4 persen menjadi USD1.720,20 per ounce
The Fed “berkomitmen kuat” untuk mengendalikan inflasi tetapi masih ada harapan itu dapat dilakukan tanpa “biaya sosial yang sangat tinggi” yang terlibat dalam pertarungan inflasi sebelumnya, kata Powell.
“Komentar Powell sepenuhnya konsisten dengan Jackson Hole Conference, dia tidak melawan proyeksi pasar untuk kenaikan 75 basis poin yang akan datang pada pertemuan September,” kata Daniel Ghali, analis TD Securities.
“Ada banyak buying support karena kisaran teknikal sekitar USD1.700 ini. Tetapi, kami memperkirakan level ini akan tembus dalam waktu dekat.” Tambahnya.
Kini, Fed fund futures memperkirakan peluang 85 persen l untuk kenaikan suku bunga 75 basis poin oleh The Fed pada pertemuan kebijakan 20-21 September.
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena meningkatkan opportunity cost memegang logam kuning yang tidak memberikan imbal hasil.
Data menunjukkan jumlah warga Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pekan lalu ke level terendah tiga bulan, menggarisbawahi kekuatan pasar tenaga kerja.
Setelah komentar Powell, dolar melesat mendekati puncaknya baru-baru ini, membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Di awal sesi Kamis, Bank Sentral Eropa menaikkan suku bunga utamanya sebesar 75 basis poin yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan mengisyaratkan kenaikan lebih lanjut, memprioritaskan perang melawan inflasi.
Sementara itu harga perak di pasar spot stabil di posisi USD18,51 per ounce, platinum melonjak 1,5 persen menjadi USD879,50 dan paladium melambung 4,7 persen menjadi USD2.139,41.