korannews.com – Direktur Utama PT Taspen (Persero) ANS Kosasih menjelaskan, tindak pidana ini sangat rentan terjadi di perseroan, karena berhubungan dengan keuangan para pensiunan yang jumlahnya jutaan orang.
“Sering teman-teman kita menghabiskan waktu banyak sekali untuk legal dispute. Jadi, mereka (pensiunan) datang ke kantor kita, dia minta dibantu, karena terjebak insiden itu. Kita tidak mau insan kita terlibat tindak pidana pencucian uang,” ujarnya di Jakarta, Rabu (12/10/2022).
“Tahun 2023 sudah tahun politik, jangan sampai teman-teman terlibat yang kelihatannya biasa, ternyata berbahaya,” ucap dia.
Adapun kerja sama ini meliputi, pertukaran informasi soal keuangan, pemberian saran dan masukan PPATK kepada PT Taspen, pengembangan kapasitas SDM dan sosialisasi terkait bidang PPATK.
“Jadi, Kalau orang-orang yang mau kita angkat nanti ternyata tiba-tiba ada lonjakan kekayaan dalam waktu singkat, kita akan cek kenapa seperti itu. Kita hanya dapat data dari PPATK,” katanya.
Kosasih menambahkan, kerja sama ini juga sebagai pemilihan mitra taspen dalam proses digitalisasi. Salah satunya, mempertimbangkan e-KYC (know your customer) dan bagaimana penyaluran utang ke peserta.
“”Harapannya saat kita go digital, di mana seluruh peserta belanja di e-commerce dengan harga yang murah, kita tidak mau di situ ada pencucian uang,” pungkas dia.