Terletak di belakang pendopo Blora kota, Olive Eatery & Coffee sudah berdiri selama dua tahun. Sigid Syahid selaku Manager Operational bercerita bagaimana owner Olive, Henny Setiyawati, yang berangkat dari usaha retail ingin menjajal usaha restoran. Dari ide itu, lahirnya Olive Eatery & Coffee.
Untuk saat ini, Sigid mengaku bahwa Olive Eatery & Coffee masih memiliki satu outlet saja. Sekalipun ada wacana, mereka belum bisa melakukan ekspansi untuk membuka beberapa outlet lain karena terkendala Covid-19.
“Untuk ukuran resto, performa penjualan Olive Eatery & Coffee meningkat,” kata Sigid. “Kami tetap berjalan meski ritmenya pelan. Setelah situasi sudah membaik, kami berkembang dari segi omzet, ada peningkatan dari tahun ke tahun.”
Peningkatan ini berasal dari penjualan dine-in sebagai pemasukan utama bagi Olive Eatery & Coffee, sementara online service menyumbang sekitar 5-10% pemasukan. Selama pandemi, wedding packaging yang ditawarkan oleh Olive Eatery & Coffee juga menolong dalam performa penjualan. Olive Eatery & Coffee menyediakan venue untuk acara pernikahan atau event lain.
Keunikan Olive Eatery & Coffee
(sumber foto: @oliveeaterycoffee)
Produk paling unik yang ditawarkan oleh Olive Eatery & Coffee adalah menu bertema western seperti steak. Anda yang ingin mencari steak di Blora, Olive Eatery & Coffee membanggakan diri sebagai salah satu restoran unggulan yang patut dikunjungi untuk steak-nya. Belum banyak restoran steak di Blora, apalagi yang memiliki range dari steak lokal sampai premium. Tak lupa, Sigid juga menyampaikan bahwa mereka menyasar kalangan menengah ke atas.
Bagi Anda yang kurang suka makanan western, jangan khawatir. Olive Eatery & Coffee juga menawarkan pilihan makanan Indonesia dan Chinese yang akan memanjakan lidah. Pilihan menunya beragam dengan mengikuti selera pasar, tapi Olive Eatery & Coffee mempunyai speciality sebagai restoran Western.
Kiat Menjaga Kualitas Olive Eatery & Coffee
(sumber foto: @oliveeaterycoffee)
Demi menjaga kualitas makanan Olive Eatery & Coffee, Sigid menekankan pada pentingnya memiliki standarisasi dari semua divisi, mulai dari pelayanan hingga makanan.
“Berbicara tentang bisnis restoran, semakin ke sini semakin banyak kompetitor. Semua standar ini harus benar-benar kami jaga. Poin pentingnya di sana yang saya tekankan. Jadi, kita tidak boleh lengah,” ujar Sigid.
Terlebih, Olive Eatery & Coffee termasuk restoran yang terpilih untuk menjamu Bupati. Sigid ingin menjaga itu semua untuk memastikan bahwa standar makanan dan service yang mereka berikan tetap maksimal.
Sebagai bagian dari standarisasi, Olive Eatery & Coffee memiliki head chef sendiri yang bertugas untuk mengontrol standar rasa makanannya. Para staf juga cukup sering mendapat pelatihan untuk memastikan bahwa pelayanan tetap terjaga.
Ketika ditanya pelajaran bisnis apa yang bisa diambil selama mengurus Olive Eatery & Coffee, Sigid berkata, “Kepercayaan dari tamu. Sebisa mungkin tamu benar-benar kita layani dengan hormat, dari service hingga kasir.”
Dari Komplain Menjadi Kepuasan Pelanggan
Tak hanya itu, restoran western ini juga belajar dari komplain-komplain pengunjung untuk meningkatkan pelayanan. Contoh komplain operasional adalah saat ramai, ada satu atau dua makanan yang lama keluar. Tim mengantisipasi hal ini dengan memberi penjelasan kepada pelanggan dari awal tentang kondisinya.
Nah, untuk mengetahui komplain-komplain ini, Olive menggunakan fitur guest comment di aplikasi pos Moka POS. Rupanya, Olive sudah menggunakan Moka POS sejak September 2019. “Dari awal, kami langsung gunakan aplikasi Moka POS atas saran dari konsultan. Semua (fitur Moka) dipakai karena ada inventory juga. Untuk ganti menu dan ganti harga, kita bisa setting sendiri. Moka POS oke untuk bisnis dan lain karena lebih simpel.”
Olive Eatery & Coffee juga menawarkan promo poin untuk mempertahankan kepuasaan pelanggan. Promo ini berupa poin membership menggunakan aplikasi Moka POS yang berlangsung tiap minggu. Outlet Olive Eatery & Coffee sendiri juga membuat promo untuk diskon pada hari-hari tertentu. Nantinya, poin-poin ini bisa ditukarkan dengan merchandise Olive Eatery & Coffee, seperti bantal, handuk, dan lainnya sesuai ketentuan masing-masing.
Pesan untuk Pebisnis Lainnya
“Bekerja itu harus dengan hati, entah itu di divisi manapun atau di kerjaan apapun,” kata Sigid.
Dijelaskan oleh Sigid, pekerjaan juga merupakan ibadah. Jika bekerja dengan sepenuh hati, bisnis bisa menjadi suatu pendidikan bagi kita masing-masing selama kita tulus dan ikhlas. Apalagi bagi pebisnis yang memiliki usaha di bidang pelayanan seperti Olive Eatery & Coffee.
“Saya pikir ini adalah lautan bagi kita belajar. Saya pribadi karena lama di (dunia) resto, banyak belajar,” tambahnya. “Kuncinya adalah kita harus selalu haus belajar dengan mental yang baik.”
Bagi Sigid, bisnis tidak dikelola dengan hitung-hitungan semata. Sepenuh hati mengelola bisnis bagaikan mengurus sebuah tanaman yang harus disiram air dan dirawat dengan baik. Ini bisa menjadi kunci untuk menciptakan restoran yang nyaman dan memberikan energi positif bagi pelanggan.
Artikel ini bersumber dari blog.mokapos.com.