korannews.com – Postingan Twitter akun IDX (Bursa Efek Indonesia/BEI) yang berjudul “Mempersiapkan Bujet Nikah dalam 2 Tahun,” langsung dihujani komentar oleh para netizen. Hal itu disebabkan karena akun IDX malah membuat ilustrasi investasi jangka pendek dengan menggunakan instrumen saham.
Dalam postingan ke lima, terdapat ilustrasi investasi saham selama dua tahun dengan estimasi imbal hasil 5,62% dengan modal Rp 130 ribu per minggu atau Rp 3,9 juta per bulan untuk target biaya nikah Rp 100 juta.
IDX pun membuat keterangan di bawah, bahwa estimasi returns yang digunakan dalam postingan itu adalah returns rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selama 10 tahun. Maka dalam dua tahun, seseorang bisa mendapatkan dana Rp 100.508.981 di tahun kedua. IDX juga mengatakan bahwa perhitungan yang dibuat hanyalah contoh dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Meski hal itu bisa saja dilakukan, ketahuilah bahwa investasi saham dalam dua tahun tentu mengandung risiko yang cukup tinggi. Apa jadinya jika investor tersebut adalah investor pemula, yang belum memahami sejumlah analisis untuk aset investasi yang satu ini.
Risiko volatilitas pasar yang tinggi dalam jangka pendek malah bisa memperbesar investor mengalami floating loss, dan membuat modal investasi mereka tergerus.
Adapun instrumen keuangan yang hendaknya dipilih untuk mengumpulkan biaya nikah jangka pendek, adalah instrumen berbentuk simpanan, rendah volatilitas, atau bersifat pendapatan tetap. Bila Anda tertarik untuk membelinya, berikut adalah instrumen yang dimaksud.
Bila Anda memiliki dana yang cukup besar untuk biaya nikah dan Anda tidak ingin dana itu bertumbuh dan tidak terpakai untuk kebutuhan konsumtif, maka Anda bisa memasukkannya ke simpanan deposito milik bank.
Meski imbal hasilnya tidak terlalu besar dan pajak finalnya 20%, simpanan ini cukup aman digunakan untuk jangka pendek lantaran setiap simpanan bank akan dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), selama tingkat bunganya masih sama atau berada di bawah tingkat suku bunga penjaminan dan nilainya maksimal Rp 2 miliar.
Surat Berharga Negara atau SBN juga bisa dijadikan alternatif investasi selain deposito, jika investor menghendaki instrumen pendapatan tetap yang rendah risiko.
Modal dan imbal hasil investasi yang satu ini, dijamin oleh negara lantaran negaralah yang menerbitkan surat utang ini.
Dengan imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito dan pajak final 10%, SBN bisa jadi pilihan cerdas bagi Anda yang ingin mengumpulkan biaya nikah selama dua tahun.
Reksa dana pasar uang adalah wadah yang digunakan untuk manajer investasi untuk menghimpun dana dari para investor yang nantinya dana tersebut akan diinvestasikan ke instrumen pasar uang seperti deposito atau surat utang jangka pendek.
Beberapa keunggulan reksa dana pasar uang adalah Anda bisa menambah porsi kepemilikan Anda atas satu produk reksa dana pasar uang kapan pun yang Anda mau.
Meski tidak bisa memberi imbal hasil tetap, risiko reksa dana pasar uang cukup kecil.
Reksa dana pasar uang bisa dicairkan kapan saja sesuai keinginan Anda, adapun potongan dari reksa dana pasar uang umumnya adalah biaya-biaya pengelolaan investasi yang besarannya kecil, dan transfer dari bank kustodian.
Jika investor menginginkan imbal hasil yang lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, maka reksa dana pendapatan tetap adalah solusinya. Reksa dana yang satu ini memiliki isi portofolio berupa surat utang jangka panjang baik yang diterbitkan negara atau swasta.
Namun patut diketahui bahwa, fluktuasi nilai reksa dana pendapatan tetap lebih tinggi ketimbang pasar uang.
Sangat disarankan untuk memilih reksa dana pendapatan tetap yang isi portofolionya sebagian besar adalah surat utang korporasi dengan rating yang baik.
Fluktuasi reksa dana pendapatan tetap dengan isi portofolio surat berharga negara akan lebih tinggi ketimbang korporasi. Hal itu disebabkan karena surat utang negara aktif ditransaksikan di pasar sekunder.
Surat utang korporasi pun sebetulnya bisa ditransaksikan, hanya saja volumenya tidak tinggi.