Bisnis  

Minat Beli Saham? Pahami Dulu Keuntungan dan Risiko Investasi Saham

Minat Beli Saham? Pahami Dulu Keuntungan dan Risiko Investasi Saham

korannews.com – Investasi saham adalah salah satu instrumen investasi yang banyak dipilih para investor. Alasannya, ada harapan untuk meraih keuntungan investasi saham .

Meski begitu, bukan berarti investasi saham selalu berjalan mulus. Karena itu, informasi seputar risiko investasi saham penting diketahui.

Pertimbangan terkait keuntungan dan kerugian investasi saham tetap perlu diperhatikan sebelum Anda memutuskan membeli saham untuk investasi.

Artikel ini akan memberikan ulasan mengenai hal tersebut, dirangkum dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (14/12/2022).

Sekilas tentang investasi saham

Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling populer. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan.

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dengan kata lain, investasi saham adalah pilihan seseorang atau pihak (badan usaha) untuk turut menyertakan modalnya terhadap suatu perusahaan atau perseroan terbatas.

Dengan menyertakan modal tersebut, maka investor memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Umumnya, perusahaan mencari pendanaan dari investor, dengan memberikan harapan agar kelak investor tersebut turut mendapat keuntungan investasi saham.

Di sisi lain, sebelum mengambil keputusan, sebaiknya investor tersebut terlebih dulu mempelajari juga tentang risiko investasi saham. Artinya, keuntungan dan kerugian investasi saham harus dipertimbangkan.

Keuntungan investasi saham

Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki saham, yakni dividen dan capital gain.

Dividen

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.

Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif lama yaitu hingga kepemilikan saham tersebut berada dalam periode dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan dividen.

Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai, artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.

Selain itu, dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.

Capital Gain

Capital gain adalah salah satu bentuk keuntungan investasi saham, selain pembagian dividen. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.

Misalnya ketika investor membeli saham PT ABC dengan harga per saham Rp 3.000, kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham.

Dengan kondisi demikian, berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.

Risiko investasi saham

Selain adanya keuntungan, yang harus diperhatikan dalam investasi saham adalah adanya risiko. Sebagai instrumen investasi, saham memiliki risiko, antara lain capital loss dan risiko likuidasi.

Capital loss

Salah satu risiko investasi saham adalah capital loss, yang merupakan kebalikan dari capital gain, yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.

Misalnya saham PT XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000 per saham, kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400 per saham.

Karena takut harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400 tersebut sehingga mengalami kerugian sebesar Rp 600 per saham.

Risiko likuidasi

Risiko likuidasi terjadi jika perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan.

Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).

Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham.

Namun jika tidak terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.

Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan.

Karena itu, sebelum memutuskan untuk membeli saham, sekali lagi, informasi seputar keuntungan dan kerugian investasi saham perlu menjadi pertimbangan.

Di pasar sekunder atau dalam aktivitas perdagangan saham sehari-hari, harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.

Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand atas saham tersebut.

Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Exit mobile version