korannews.com – “Ini sudah lama saya tunggu momentumnya, bagaimana kita bisa mengangkat kekayaan Indonesia dalam percaturan ekonomi dunia,” kata dia.
FLOII Convex menghadirkan tanaman hias dari berbagai daerah di Indonesia hingga mancanegara. Ragam koleksi tanaman hias yang lengkap hadir di sini, mulai dari bunga anggrek, aglonema, adroid, hingga philodendron yang sedang naik daun.
Risma menjelaskan, pemanfaatan kekayaan alam berupa pengelolaan tanaman baik sayuran maupun florikultura pastinya akan berdampak positif untuk masyarakat maupun lingkungan. Hal tersebut telah dibuktikan sendiri ketika dirinya menjadi Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan maupun Wali Kota Surabaya.
Menurut Risma, dengan mendorong warga untuk menanam di pekarangan sendiri, cukup mampu membantu perekonomian keluarga sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan.
Selain itu, tanaman hias juga semestinya tidak hanya dikembangkan sekadar sebatas hobi, dan harus dikembangkan secara luas agar dampak ekonominya bisa dirasakan masyarakat luas.
“Kalau kita tidak manfaatkan ini, maka tempat lainlah yang akan menikmatinya. Kita harus sadari karunia Tuhan dengan mensyukuri kekayaan alam ini. Kita jangan sampai seperti ayam mati di lumpung padi, karena kita membiarkan saja potensi ini. Tanaman hias manfaatnya banyak, jangan hanya sekadar hobi, selain cuan, manfaatnya bisa menghasilkan kualitas udara yang baik, serta penanggulan banjir karena bisa dibuat kawasan khusus sebagai hutan kota,” imbuh dia.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Holtikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Prihasto Setyanto M.Sc mengatakan, industri florikultura dapat berkembang secara berkelanjutan dan sistematis lewat upaya peningkatan kapasitas produksi serta kualitasnya. Hal tersebut dapat dicapai dengan terus inovasi teknologi, regulasi, maupun manajemen korporasi. Pelaksanaan FLOII Convex 2022 merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan keanekaragaman produksi tanaman hias secara luas baik untuk pengunjung dari dalam negeri maupun luar.
Pemerintah juga berupaya untuk mempromosikan tanaman hias ke negara lain lewat event one day floriculture sejak tahun 2021, seperti di Belanda, Rumania, Amerika Serikat, serta Mesir. Menurut Prihasto, sambutan akan tanaman endemik asal Tanah Air pun cukup besar, bahkan transaksinya bisa mencapai Rp 7,2 triliun dalam satu hari pelaksanaan event tersebut.
“Kami juga melakukan pembinaan lewat program yang dapat menyentuh langsung petani dengan program kampung florikultura sejak tahun 2020, sekarang lebih dari 100 kampung sudah terbangun dan bisa mendorong pegiat tanaman hias di seluruh Indonesia,” imbuhnya.
Pelaksanaan FLOII Convex 2022 diharapkan dapat meningkatkan industri tanaman hias, sarana pertukaran informasi, serta menghasilkan rekomendasi kebijakan yang komprehensif dan konkret untuk pengembangan industri melalui diskusi-diskusi yang digelar.
“Kami harapkan industri florikultura akan berkembang secara besar, para petani saya harap akan lebih berhasil dengan bekerja sama ataupun berkorporasi,” imbuh Prihasto.