Bisnis  

Menperin selaraskan kebutuhan SDM industri lewat pembangunan SMAK

Menperin selaraskan kebutuhan SDM industri lewat pembangunan SMAK

korannews.com – Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita berupaya menyelaraskan pasokan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan kebutuhan industri, salah satunya dengan membangun fasilitas pendidikan berupa gedung baru untuk SMK-SMAK Bogor.

“Melalui kegiatan peletakan batu pertama ini atau groundbreaking pembangunan gedung pendidikan SMK-SMAK Bogor, kita akan membangun pendidikan vokasi yang menjadi best practice kemitraan yang link and match antara dunia pendidikan dan dunia Industri,” kata Menperin Agus saat sambutan pada peletakan batu pertama pembangunan SMK-SMAK Bogor, Jawa Barat, Senin.

SMK-SMAKBogor menghasilkan lulusan SDM bidang analis kimia industri.

Menperin memaparkansetiap insan di Indonesia yang saat ini berjumlah 275 juta jiwa memiliki hak yang sama memperoleh pendidikan yang layak. Oleh karena itu, negara memberikan layanan pendidikan yang dapat diakses dan dijangkau, baik yang kalangan mampu maupun yang kurang beruntung.

Ia menambahkankunci keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan vokasi terletak pada orientasi penyelenggaraan yang berfokus pada pemenuhan permintaan dan bukan pada pasokan.

Untuk ituKementerian Perindustrian (Kemenperin) mendukung lahirnya SDM kompeten dalam mendukung kinerja industri nasional.

“Sejak tahun laluBapak Presiden telah mengamanatkan untuk melakukan perubahan mendasar pengelolaan pendidikan dan pelatihan vokasi yaitu dengan melakukan orkestrasi secara menyeluruh sebagaimana telah dilakukan oleh negara-negara yang sukses mengelola SDM nya,” kata Menperin.

Hal itu dinilai penting karena cara tersebut merupakan upaya Bangsa Indonesia untuk keluar dari pendapatan menengah (middle income trap) menuju negara berpendapatan tinggi.

Strategi yang ditempuh pemerintah, kata dia, salah satunya diwujudkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan dan Pelatihan Vokasi, yang mengubah pola pendidikan dan pelatihan vokasi yang berorientasi pasokan menjadi berorientasi permintaan.

Hal itu dimaksudkan agar program pendidikan dan pelatihan vokasi menghasilkan tenaga kerja yang selaras dengan kebutuhan industri dan juga mampu berkembang menjadi pengusaha mandiri.

Menurut Menperin, saat wisuda lulusan SMAK Bogor sudah langsung terserap bekerja di industri dan saat ini menjadi SMK terbaik di negeri ini diantara 14.199 SMK yang ada.

Keberhasilan pendidikan vokasi di SMAK Bogor terletak pada jalinan kemitraan dengan Industri. Dengan kemitraan yang terbangun, lanjutnya, maka akan mengurangi permasalahan ketidaksesuaian antara pasokandan permintaan penyediaan SDM Industri.

Selain itufokus SMAK Bogor pada satu bidang keilmuan analisis kimia menjadikan pembeda diantara unit pendidikan vokasi sehingga konsisten mencari mitra dan mudah dalam mengembangkan diri.

“Keberhasilan itujuga ingin kita multiplikasi sehingga SMAK Bogor bisa menjadi laboratorium hidup yang terus dapat berkembang, tidak hanya di tingkat nasional tapi kita dorong juga berkiprah di tingkat global,” kata Menperin Agus.

Exit mobile version