Bisnis  

Menjauhi Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 1000

Menjauhi Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 1000

Menjauhi Rekor, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 1000

korannews.comakarta, CNBC Indonesia– Harga emas Antam pada hari ini (21/3/23) turun lagi tetapi masih bergerak di dekat rekor tertingginya. Di butik emas LM Graha Dipta Pulo Gadung, harga emas Antam ukuran 1-gram terpantau turun tipis sebesar Rp 1.000 menjadi Rp 1.084.000 per batang.

Harga tersebut masih tergolong mahal mengingat berada sedikit di bawah rekor tertinggi sepanjang masa. Sebagai catatan, harga tertinggi emas Antam kembali dicatat dua hari lalu (19/03/23) menembus angka Rp 1.088.000. Sebelumnya rekor terdahulu dicapai pada 7 Agustus 2020 lalu yang menembus Rp 1.065.000 per gram.

Sementara itu, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga melemah dan ditetapkan sebesar Rp 973 ribu per gram, turun Rp 1.000 dari perdagangan sebelumnya.

Harga emas Antam yang diperjual-belikan beragam dari segi ukurannya. Agar lebih jelasnya, simak data harga emas hari ini.

Penurunan harga emas Antam seirama dengan kinerja emas yang mulai melandai. Pada penutupan perdagangan Senin (20/3/2023), emas ditutup di posisi US$ 1.978,71 per troy ons. Harga sang logam mulia anjlok 0,46%.

Pelemahan emas ini terjadi setelah sang logam mulia terbang tinggi pada akhir pekan lalu hingga Senin siang kemarin. Pada perdagangan Senin (20/3/2023) pukul 14:26 WIB, harga emas menembus US$ 2.007,69 per troy ons atau terbang 1%.

Ini adalah kali pertama emas menembus level US$ 2.000 sejak 8 Maret 2022 atau beberapa hari setelah perang Rusia-Ukraina meletus akhir Februari 2022.

Analis Saxo bank Ole Hansen menjelaskan emas melandai karena sejumlah faktor. Di antaranya adalah aksiprofittaking dan harganya yang sudah naik tajam.

Sebagai catatan, harga emas sudah melesat 3,4% sepekan. Krisis perbankan di Amerika Serikat (AS) dan Eropa membuat emas bergerak sangat liar. Pasalnya, banyak investor yang panik dan berburu emas sebagai aset aman.

“Emas gagal mengakhiri perdagangan di atas SU$ 2.000 per troy ons karena aksi profit taking,” tutur Hansen, dikutip dariReuters.

Analis OANDA Edward Moya menyatakan bahwa emas masih berpotensi naik karena krisis perbankan belum selesai.

Beberapa bank AS dan Eropa mengalami kesulitan, meskipun bank sentral Swiss memberi pinjaman senilai US$ 54 miliar ke Credit Suisse dan sejumlah bank di AS memutuskan untuk menaruh simpanan di First Republic Bank.

Investor masih menunggu keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) pada Selasa dan Rabu pekan ini waktu AS (21-22/3/2023).

Jika The Fed menaikkan suku bunga sesuai ekspektasi maka emas bisa kembali terbang, tetapi jika The Fed lebih agresif, maka harga emas bisa ambruk.

Kebijakan moneter yang ketat akan melambungkan dolar AS dan yield surat utang pemerintah AS, yang bukan kondisi yang baik bagi pergerakan emas.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

error: Content is protected !!