korannews.com – Direktur Operasi II Hutama Karya Ferry Febrianto mengungkapkan PLTM Lambur berkapasitas 2 x 4 MW tersebut saat ini telah mencapai progres fisik 100 persen dan masuk fase pemeliharaan.
“Kita terapkan Automatic Operation Sistem, dimana seluruh proses unit beroperasi secara otomatis dengan menggunakan Water Level Management, juga menggunakan Capacitor Bank yang berfungsi untuk menstabilkan dan memperbaiki tegangan yang diperlukan untuk auxiliary peralatan, yang dapat memperpanjang umur peralatan yang digunakan,” kata Ferry, Jumat (9/9/2022).
Proyek di Pekalongan ini memiliki nilai kontrak Rp197,2 miliar dengan menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 85,3 persen, yang telah melewati seluruh tahap uji coba dan segera masuk ke tahap Commercial Operation Date (COD) untuk mensuplai listrik ke sistem Jawa-Bali menggunakan jaringan 20 kV.
Hutama Karya menerima apresiasi PT Indonesia Power (Indonesia Power) selaku pemilik proyek ini. Dirut Indonesia Power, M Ahsin Siqdi mengatakan, pembangunan PLTM Lambur mengalami perkembangan cukup signifikan dan ditargetkan rampung pada November 2022, dengan menyisakan pekerjaan minor dan finishing.
“Rampungnya PLTM Lambur merupakan kado dari Indonesia untuk G20, yang akan diumumkan sebagai bagian dari proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) di PLN Group. Nantinya PLTM ini akan diresmikan bersamaan dengan pembangkit EBT lainnya di seluruh Indonesia,” ujar Ahsin.
Saat ini Hutama Karya juga berupaya mempercepat penyelesaian konstruksi PLTGU Tambak Lorok di Jawa Tengah yang telah mencapai 96 persen.
PLTGU Tambak Lorok Blok 3 dengan nilai investasi Rp4,8 triliun ini nantinya akan menjadi pembangkit listrik pertama di wilayah Asia Pasifik yang menggunakan teknologi turbin gas HA (High-efficiency Air-cooled) dan menghasilkan listrik berkapasitas 600-850 MW.