korannews.com – Direktur Pemasaran Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Erwin Dwiyana mengungkapkanimpor tepung ikan hingga tahun 2022 berangsur mengalami penurunan.
“Dari sisi nilai kalaudibandingkan tahun 2017 sebesar 66 juta dolar AS dan 2022 impor tepung ikan turun menjadi 62 juta dolar AS,” ujar Erwin dalam Bincang Bahari edisi 2 Tahun 2023 di Jakarta, Selasa.
Penurunan impor tepung ikan atau fish meal merupakan upaya dari pemerintah termasuk saat ini Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono telah mencanangkan program untuk mengurangi ketergantungan impor tepung ikan ini.
Erwin memaparkanimpor tepung ikan masih mendominasi kebutuhan untuk pakan ikan, meskipun pemerintah telah menggaungkan kebijakan yang berkaitan dengan program pakan mandiri.
“Ada teman-teman dari PT Perikanan Indonesia (Perindo) juga mengembangkan pabrik pakan ikan di Subang kalau nggak salah, dan kemarin kerja sama dengan mitra lainnya ini upaya mengurangi ketergantungan impor,” paparnya.
Meski demikian, rupanya terdapat tantangan dalam memproduksi tepung ikan di Indonesia yakni, Indonesia yang memiliki iklim tropis menyebabkan banyaknya jenis ikan namun jumlahnya sedikit.
“Ketika digabung standardnya berbeda, kaya surimi (daging lumat/giling) itu kan semua ikan masuk, daging lumatan yang dibuat bakso ikan hasil dari pantura itu kan dari banyak jenis ikan,” imbuhnya.
Sementara tepung ikan impor yang mayoritas berasal dari Chile dan Norwegia, diuntungkan dengan iklim sub tropis, sehingga jenis ikan di negara tersebut sedikit namun jumlahnya banyak, sehingga standartepung ikan yang dihasilkan sama.