korannews.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,07% ke level 6.868,75 di akhir perdagangan Rabu, 7 Desember 2022.
Seperti diketahui, terhitung sejak Juni 2022 hingga hari ini kinerja IHSG minus 3,2% dan meninggalkan level 7.100.
Lonjakan inflasi dan kenaikan suku bunga acuan diprediksi membuat perekonomian di 2023 mendatang bakal suram. Belum lagi, masalah geopolitik serta potensi ancaman krisis pangan dan energi juga memperbesar potensi ancaman krisis global yang pada akhirnya berdampak ke IHSG.
Lantas seperti apa strategi investasi saham pada saat market mengalami periode bearish ini? Berikut ulasannya.
1. Kenali tujuan investasi saham
Investasi adalah sebuah kegiatan yang ditujukan untuk merealisasikan mimpi atau keinginan kita di masa yang akan datang.
Sudah semestinya sebagai investor, kita memahami tujuan kita dalam membeli saham.
2. Pakai uang dingin
Pertama-tama, pastikan dana yang Anda gunakan untuk berinvestasi saham adalah uang dingin, bukan uang yang sudah Anda alokasikan untuk kebutuhan-kebutuhan lain seperti membayar sekolah anak, utang, dan lain sebagainya.
3. Cari perusahaan yang memiliki utang rendah
Pasar masih diterpa kekhawatiran bahwa bank sentral Amerika Serikat (AS) akan terus menaikkan suku bunganya hingga awal tahun depan, lajunya diperlambat.
Kenaikan suku bunga the fed tentu bisa saja direspons dengan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia yang nantinya akan memperberat emiten-emiten dengan utang bank tinggi.
Ada baiknya bagi kita untuk lebih memilih perusahaan dengan utang bank yang rendah, karena bagaimanapun juga utang berbunga yang tinggi akan memberatkan beban perusahaan.
4. Hati-hati dengan perusahaan yang rugi
Kinerja perusahaan yang buruk akan sangat berpengaruh pada performa harga saham baik dalam jangka pendek maupun panjang.
Jangan sampai kita kehilangan uang lantaran membeli saham dengan kinerja serta prospek yang buruk.
5. Jangan hanya berpatok pada laba bersih
Pertumbuhan laba bersih bisa saja jadi acuan para investor untuk membeli saham. Akan tetapi, laba bersih belum tentu dihasilkan dari kinerja operasional perusahaan.
Alangkah baiknya bagi Anda untuk mencermati arus kas operasional perusahaan terkait. Karena arus kas operasional mencerminkan hasil kinerja nyata dari sebuah perusahaan.
6. Buru saham dengan valuasi murah
Strategi value investing tampaknya cukup baik untuk diimplementasikan di saat market mengalami bearish. Strategi ini digunakan untuk mencari perusahaan dengan fundamental baik dan prospek cerah, di harga yang murah.
Ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan ketika kita hendak mencari saham murah (undervalue). Hal itu bisa dilakukan lewat sejumlah metode valuasi yang ada.
Risiko dari strategi value investing memang tergolong lebih rendah lantaran potensi penurunan harganya lebih rendah. Akan tetapi hati-hati juga dengan risiko value trap.