korannews.com – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa optimistis penerapan strategi 4K, yaitu keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi, bisa efektif menekan laju inflasi.
“Penerapan strategi 4K bisa menjadi efektif, khususnya di saat-saat tertentu ketika berpotensi terjadi panic buying,” kata Khofifah melalui keterangan tertulis di Surabaya, Selasa.
Mantan Menteri Sosial itu menjelaskan, pada Januari 2023, inflasi gabungan kota indeks harga konsumen di Jatim sebesar 0,36 persen month to month(m to m) dan 6,41 persen year on year (yoy).
Terdata kenaikan harga beras pada bulan Januari 2023 terjadi di delapan Kabupaten/Kota wilayah Jatim menjadi salah satu pemicu inflasi.
Gubernur Khofifah mengungkapkan, kenaikan inflasi tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu yang tercatat 6,52 persen (yoy).
“Ini disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak sejak September 2022, serta komoditas beras yang harganya mengalami kenaikan karena pasokan terbatas,” ujarnya.
Khofifah mengatakan, beberapa komoditas yang menjadi pendorong inflasi dari tahun ke tahun (yoy) yaitu bensin sebesar 1,41 persen dan beras 0,36 persen.
Selain itu, biaya pendidikan akademi/ perguruan tinggi menyumbang inflasi sebesar 0,19 persen, sekolah dasar 0,16 persen dan rokok kretek filter 0,15 persen.
Secara bulanan (m to m) antara lain beras memberi andil inflasi terbesar 0,12 persen.
Komponen lainnya yang menjadi pendorong inflasi adalah Tarif Air Minum sebesar 0,09, lalu cabai rawit sebesar 0,06 persen, sewa rumah 0,04 persen dan perhiasan emas 0,03 persen.
“Namun demikian ada beberapa komoditas yang berkontribusi menahan inflasi. Di antaranya daging ayam ras sebesar -0,06 persen, biaya pendidikan tingkat SMA -0,03 persen, minyak goreng -0,03 persen, bayam -0,01 persen, dan komoditas sepatu pria -0,008 persen,” kata Khofifah.