Ganjar Pranowo Dinilai Bukan Gubernur Istimewa. Apa Alasannya?

Ganjar Pranowo Dinilai Bukan Gubernur Istimewa. Apa Alasannya?

2 menit

Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, dinilai bukanlah sosok pemimpin yang istimewa dan dianggap masih banyak celah untuk maju pada Pemilu 2024 mendatang.

Beberapa faktornya ditandai oleh sejumlah rekam jejak Ganjar yang dianggap jauh dari keberhasilan sebagai seorang gubernur.

Terlebih, sebagaimana yang diwartakan rmol.id, tingkat kemiskinan di Jawa Tengah per 2021 mengalami peningkatan.

Tak hanya itu, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) dan infrastruktur di Jateng juga masih tertinggal dari beberapa provinsi di sekitarnya.

“Ini sebetulnya sudah menandai bahwa secara kualitas Ganjar bukan gubernur yang istimewa,” ucap Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah dikutip rmol.id.

“Kemudian secara modal politik juga sebetulnya banyak celah yang akan membuat Ganjar terpuruk, salah satunya adalah ketika Ganjar kehilangan PDIP,” tambahnya.

Elektabilitas Ganjar Stagnan

Ganjar Pranowo Dinilai Bukan Gubernur Istimewa. Apa Alasannya?

sumber: gatra.com

Masih menurut sumber yang sama, tingkat elektabilitas Ganjar Pranowo pun dianggap cenderung stagnan karena hanya didominasi oleh masyarakat di Jateng.

“Tingkat keterusungan Ganjar yang rendah, kemudian porsi elektabilitas Ganjar sebetulnya juga tidak istimewa karena hanya didominasi di Jateng dan kader PDIP,” kata Dedi Kurnia Syah.

“Sementara kader PDIP adalah kader yang sangat loyal terhadap partai dibandingkan ketokohan,” lanjut Pengamat Politik lulusan UIN Syarif Hidayatulloh Jakarta tersebut.

Dengan demikian, Dedi Kurnia Syah menganggap ketika Ganjar Pranowo tidak diusung oleh PDIP, besar kemungkinan simpati pada Ganjar pun bakal bergeser ke tokoh PDIP lainnya.

Di luar itu, baru-baru ini Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ikut menanggapi soal elektabilitas Ganjar.

Hasto menilai survei elektabilitas hanyalah gambaran sederhana betapa dinamisnya politik.

Maka dari itu, ia menuturkan bahwa PDIP tidak menilai kapabilitas pemimpin berdasarkan hasil survei elektabilitas semata.

“Ya, naik turun (elektabilitas) itu kan biasa. Dalam rapot sekolah itu kan kadang naik kadang turun. Ya itu peristiwa dinamika politik yang biasa,” katanya pada Juni 2022 seperti dikutip sindonews.com.

Pembangunan di Jawa Tengah Adem Ayem?

infrastruktur jawa tengah

sumber: humas.jatengprov.go.id

Sementara itu, berkaitan dengan pembangunan di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dianggap terlalu over loud dalam bersolek diri mengemas citra politiknya.

Hal ini kembali diutarakan Dedi Kurnia Syah selaku pengamat politik.

Terlampau fokus pada citra politik, kata Dedi Kurnia, membuat sejumlah agenda-agenda di Jateng, mulai dari pembangunan SDM dan hal-hal yang berkaitan dengan infrastruktur terkesan adem ayem.

Bahkan, lebih jauh, Dedi mengatakan untuk ukuran provinsi yang mapan, Jawa Tengah tertinggal dari DKI Jakarta, Jawa Timur, hingga Jawa Barat.

***

Semoga ulasannya bermanfaat, ya.

Baca informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Jangan lupa kunjungi 99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian idaman dengan harga terbaik, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Salah satunya seperti CitraLake Sawangan yang berlokasi di Depok.

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

Exit mobile version