korannews.com – Anggota VII Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Hendra Susanto menyatakan tacit knowledge merupakan ilmu yang tak dapat diperoleh melalui sekolah, pelatihan, atau kursus yang berguna dalam mengembangkan kemampuan dan pembentukan karakter diri.
“Tacit knowledge adalah pengetahuan yang kita miliki yang dikumpulkan dari pengalaman dan pemahaman dalam konteks pribadi yang terinternalisasi dalam setiap individu. Oleh karena itu, tacit knowledge merupakan ilmu yang tidak diajarkan di bangku sekolah, melainkan melalui pengalaman dan pemahaman pribadi,” katanya saat memberikan kuliah umum di Universitas Andalas (Unand), Padang, Sumatera Barat, dikutip dari laman resmi BPK, Jakarta, Jumat.
Bagi Hendra, transmisi tacit knowledge biasanya bisa dilakukan melalui sharing, mentoring, dan coaching. Namun, karena keunikannya yang sangat tergantung dari determinasi pemahaman pribadi, maka keberhasilan transmisi tacit knowledge akan kembali kepada diri masing-masing.
“Jadi, semua itu kembali lagi kepada bakat-bakatnya, tapi minimal kalau kita sudah sering melakukannya, tacit knowledge akan berjalan dengan sendirinya,” ungkap dia.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota VII BPK mengatakan ada dua aspek yang sangat penting yang harus dikembangkan, yaitu leadership dan capabilities (keahlian sesuai bidangnya).
Untuk membangun tacit knowledge leadership, lanjut dia, satu hal penting yang harus dimiliki apabila ingin maju dan berhasil adalah visi atau mimpi. Nantinya, visi tersebut mendorong terciptanya kredibilitas dan kepercayaan dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
“Sejak menginjakkan kaki di BPK sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), saya sudah memimpikan bahwa saya harus mencapai posisi tertinggi di organisasi ini. Saya tidak ingin hanya menjadi PNS biasa, tetapi saya harus menjadi pimpinan di BPK,” ucap Hendra.
Adapun guna membangun tacit knowledge capabilities, apa yang harus dimiliki adalah pemahaman terhadap tugas dan fungsi di tempat kerja.
“Saat masuk ke BPK, gelar kesarjanaan saya bukanlah akuntan, tetapi pengalaman saya menunjukkan bahwa memahami dan menggunakan apa yang kita ketahui dengan benar adalah kunci kita menguasai apa yang kita ketahui dan pelajari. Karena itu, saya berharap para mahasiswa dapat melatih diri sejak dini, mengasah kemampuan yang dimiliki, terus belajar serta selalu berpikir kreatif dan inovatif,” ujar dia.