korannews.com – Koordinator PMI Kebar Timur, Daud Amnan mengatakan, 120 orang itu berasal dari sejumlah suku yang ada di Papua Barat. Setiap hari mereka bekerja dengan upah Rp. 100 ribu dan uang makan Rp. 25 ribu. Total Rp. 125 ribu. Target kedepannya lebih banyak lagi masyarakat Papua yang bisa bekerja.
“Saya terlibat di lapangan, sampai saat ini kita akomodir setiap kepala suku yang ada di wilayah ini untuk melakukan perkerjaan, baik pemuda dan orang tua. 120 orang sudah bekerja,” ujar Daud di lokasi lahan jagung.
Daud menyampaikan hal itu usai mendampingi Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Gde Made Kartikajaya beserta jajarannya, yang meninjau perkembangan lahan jagung di wilayah Kebar, Papua Barat.
Program ini diinisiasi dan digagas oleh Kepala BIN, Jenderal Pol. Prof. Dr. (Purn) Budi Gunawan, SH, MSi dan Presiden Joko Widodo, serta disambut antusias oleh pemuda dan masyarakat Papua.
BIN dan PMI totalitas tingkatkan ekonomi masyarakat Papua dan Papua Barat. Hal itu sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 09 Tahun 2020 tentang Percepatan Kesejahteraan di Papua dan Papua Barat.
Ada sekitar 200 hektar lahan kosong milik warga yang dipercayakan kepada PMI untuk dikelola. Saat ini sudah ada 70 hektar lahan yang sudah di tanami jagung.
PMI dengan dukungan BIN berhasil menggandeng investor yaitu perusahaan PT Nuansa Lestari Sejahtera untuk turut serta mengelola tanaman jagung itu supaya berjalan dengan maksimal.
Daud menjelaskan, perusahaan kemudian memberikan uang Rp. 2 juta per bulan kepada pemilik lahan. Serta, perusahaan membayar pekerja Rp. 125 ribu per hari. Nantinya, hasil panen jagung juga akan dibagi hasil, antara perusahaan dengan pemilik lahan.
“Disini kita melihat dampak ekonominya baik untuk kita. Kami PMI binaan BIN, kami bergerak untuk kesejahteraan masyarakat,” tutur Daud.
Koordinator PMI Papua Barat, Simon Tabuni menambahkan, PMI memiliki lima program utama, diantaranya pertanian jagung di Papua Barat, khususnya di Distrik Kebar Timur.
Simon mengemukakan saat ini PMI, BIN, masyarakat dan investor, berpegang tangan untuk mendorong pengembangan jagung, kopi dan peternakan di Kab. Tambrauw. Kedepannya, PMI akan melakukan pengembangan jagung di Kab. Fakfak dan Kab. Teluk Bintuni.
“Kami mendorong pengembangan jagung untuk Papua Barat sebagai sentra pangan nasional dan membuka banyak lapangan pekerjaan, serta cita-cita kami untuk masyarakat Papua sejahtera melalui apa yang dimiilikinya mulai dapat terwujud,” tutur Simon yang merupakan magister Bidang School Oriental & African Study di University of London tersebut.
*PMI Didukung Pemda Kab. Tambrauw*
Bupati Kabupaten Tambrauw, Engelbertus Kocu menyatakan komitmennya untuk mendukung program PMI dan BIN dalam pengembangan potensi jagung, kopi dan peternakan di wilayahnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan PMI bersama BIN telah memberikan dampak positif untuk menunjang percepatan kesejahteraan di Papua Barat.
Hal itu disampaikan Engelbertus usai menggelar pertemuan dengan Deputi IV Bidang Intelijen Ekonomi BIN, Gde Made Kartikajaya.
*120 hektar lahan Jagung di Kebar*
Dalam perencanaannya, 200 hektar lahan yang dipercayakan kepada PMI itu, 30 persennya dibuatkan sarana prasana penunjang penanaman jagung, seperti pembuatan embung dan saluran irigasi. Sedangkan sisanya sekitar 120 hektar, diperuntukkan untuk ditanami jagung.
Hingga saat ini, tanaman jagung yang sudah di tanam sekitar 70 hektar. Terdiri dari petak pertama seluas 44 hektar di tambah 1 hektar aliran air. Petak kedua seluas 26 hektar. Dan sisanya dalam proses pengolahan tanah.
Dengan harapan, pada Oktober 2022 mendatang, telah terjadi masa panen. Masa panen itu diharapkan bisa disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo dan Kepala BIN, Jenderal Pol Prof. Dr. (Purn) Budi Gunawan, SH, MSi.