Bisnis  

Biasakan Menabung Sebelum Memulai Investasi, Kenapa?

Biasakan Menabung Sebelum Memulai Investasi, Kenapa?

Biasakan Menabung Sebelum Memulai Investasi, Kenapa?

korannews.comJakarta, CNBC Indonesia – CEO Ternak Uang, Raymond Chin membagikan cerita suksesnya dalam melakukan investasi. Ia mengaku, sebelum memulai investasi, dirinya memiliki kebiasaan menabung sejak dini. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi dirinya untuk memenuhi kebutuhan di masa yang akan datang.

“Dulu pas “miskin” punya uang itu preventif, dari income yang masuk harus nabung, nanti kalau pemasukannya sudah lebih banyak bisa lebih evaluatif, jadi yang ditabung bisa disesuaikan dengan pemasukan,” jelas Raymond dalam Kelas Cuan Goes to Campus “Muda Kaya Raya, Tua Bahagia” di Jakarta, Selasa (21/3/2023).

Menabung pun lanjutnya harus dibiasakan oleh masyarakat sejak dini. Dengan begitu, menabung akan menjadi sebuah gaya hidup yang rutin dilakukan.

Menurut Raymond minimal alokasi menabung bisa dilakukan masyarakat 80%-90% dari income, setelah itu baru dihitung ruang gerak mana saja yang bisa dievalusi, termasuk untuk investasi.

Apalagi investasi di zaman sekarang sudah sangat lebih mudah dan bisa dilakukan dengan nominal yang sangat kecil.

Namun sebelum memulai investasi, Raymond juga mengingatkan calon investor untuk bisa mengenali intrumen investasi yang dituju dan memahami profil resikonya.

“Sekarang sudah sangat mudah, investasi bisa dimulai dari Rp 10 ribu, namun pertama pelajari dulu profil risiko dan usahakan juga konsisten,” ungkap Raymond.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa juga memberikan tips berinvestasi. Purbaya menyebut ada empat tips berinvestasi, pertama adalah kenali kebutuhan dan kemampuan.

Dia menekankan bahwa investor perlu berhati-hati ketika ada penawaran produk investasi yang memberikan imbal hasil yang tinggi, namun resikonya rendah. Selain itu, calon investor juga perlu kenali produk jasa keuangan, manfaat dan risikonya, serta kenali hak dan kewajiban.

“Jadi kalau ingin investasi harus pilih risiko mana yang Anda suka. Selalu ada hubungan antara high risk dan high return. Low risk, low return. Jadi kalau investasi kedengaran too good, too be true, Anda harus hati-hati,” jelas Purbaya.

Exit mobile version