Bisnis  

Belajar dari Tuban: Jadi Susah Setelah Jadi Kaya Dadakan

Belajar dari Tuban: Jadi Susah Setelah Jadi Kaya Dadakan

Belajar dari Tuban: Jadi Susah Setelah Jadi Kaya Dadakan

korannews.comJakarta, CNBC Indonesia – Pada awal 2022 warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur kembali hidup susah setelah selama setahun menjadi “crazy rich” dadakan.

Para warga mendapatkan uang ganti rugi fantastis untuk proyek kilang minyak. Rata-rata warga Desa mendapatkan uang ganti rugi sebesar Rp8 miliar, paling banyak Rp28 miliar.

Sementara total warga yang terkena dampak proyek ada 280 jiwa. Semua warga yang terdampak pun setuju menjual lahannya untuk dibangun.

Sesaat setelah mendapatkan ganti rugi, warga desa pun berbondong-bondong membelanjakan uang tersebut dengan membeli mobil baru, lahan, rumah, dan lainnya. Bahkan beberapa orang tak hanya membeli 1 mobil, tapi bisa 2 atau tiga mobil.

Sayangnya setahun berselang, nasib warga beberapa telah berubah menjadi berbalik 180 derajat.

Kondisinya para warga sampai harus menjual hewan peliharaan dan menghabiskan tabungan untuk menyambung hidup. Penyebabnya adalah tidak ada pekerjaan akibat lahan pertanian yang sudah dijual.

Jumlah pengangguran pun meningkat karena banyak buruh tani ke warga yang punya lahan luas tidak bisa lagi bekerja karena lahan yang sudah dijual.

Fenomena kaya mendadak bisa dialami oleh siapa saja, tapi juga harus dipertahankan. Jangan sampai harta yang yang didapat membuat kalap dan menghabiskannya secara sekejap.

*Cara Kelola “Durian Jatuh”*

Ketika kaya mendadak, hal pertama yang bisa dilakukan adalah cek kesehatan keuangan. Sehingga bisa mengevaluasi diri terutama terkait utang, dana darurat, dan tabungan.

Setelah itu lunasi semua hutang jangka pendek yang sekiranya bisa dilunasi menggunakan uang dari “durian runtuh”. Hal ini untuk menyehatkan keuangan.

Kemudian penuhi dana darurat minimal 6 bulan dari pengeluaran bulanan. Lalu penuhi juga rasio tabungan sebesar minimal 10% dari pendapatan kotor.

Sisa duit bisa digunakan untuk keperluan mendesak dan produktif. Misalnya saja membeli laptop baru atau kendaraan pribadi untuk menunjang pekerjaan. Lebih baik sisakan juga untuk investasi sebesar 20% dari rejeki dadakan tersebut. Baru sisanya bisa untuk konsumsi.

TIM RISET CNBC INDONESIA

error: Content is protected !!