korannews.com – Tidak sedikit orang di usia kepala lima yang akhirnya mendaftarkan diri jadi peserta asuransi. Satu hal yang perlu diketahui adalah, premi asuransi di usia tua tentu tidaklah murah.
Meski banyak agen atau para pakar yang menyarankan asuransi kesehatan, jiwa, dan penyakit kritis di usia lanjut, kebutuhan lansia akan asuransi tentu tidak bisa disamakan satu sama lain. Karena risiko finansial yang dihadapi setiap orang tentu berbeda-beda.
Lantas asuransi apa saja yang dibutuhkan oleh orang lanjut usia? Berikut ulasan lengkapnya.
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang wajib dimiliki oleh orang lanjut usia, terlepas dari apakah asuransi itu adalah asuransi swasta atau dari negara (BPJS Kesehatan).
Tingginya biaya medis serta inflasinya tentu bisa menguras tabungan dan memaksa seseorang menjual aset demi berobat. Oleh karena itu, kedudukan asuransi kesehatan menjadi asuransi yang wajib untuk dimiliki oleh lansia, tak terkecuali orang muda sekalipun.
Patut diketahui bahwa proses persetujuan asuransi kesehatan bagi orang lanjut usia tentu lebih sulit ketimbang yang masih muda. Oleh karena itu, pastikan bahwa iuran BPJS Kesehatan selalu dibayar.
Sebetulnya, asuransi jiwa akan memberikan santunan ke keluarga ketika pencari nafkah tidak lagi mampu menjalankan tanggung jawabnya, bisa saja karena cacat tetap total atau meninggal dunia.
Apakah lansia butuh akan asuransi ini? Jawabannya adalah tergantung.
Jika lansia yang bersangkutan masih bekerja dan masih memiliki tanggungan yang butuh sokongan ekonomi, besar kemungkinan mereka membutuhkannya.
Namun jika lansia itu adalah sudah tidak lagi bekerja sebagai pencari nafkah, asuransi jiwa menjadi pilihan yang boleh dibeli atau tidak.
Bila lansia tersebut memang ingin meninggalkan warisan ke anak cucu, maka mereka bisa membelinya. Atau, bisa juga dibeli hanya untuk mempermudah proses waris, sebut saja untuk biaya balik nama aset dan lain sebagainya.
Asuransi penyakit kritis juga sebetulnya berbeda dengan asuransi kesehatan. Asuransi ini sebetulnya memiliki konsep yang mirip dengan asuransi jiwa, hanya saja uang santunan itu cair ketika tertanggung terdiagnosa penyakit kritis sebut saja seperti kanker, jantung, dan beberapa penyakit lain yang tercantum di polis.
Ketika seseorang terdiagnosa penyakit kritis, tentunya orang yang bersangkutan tidak akan bisa bekerja karena harus menjalani proses pengobatan dan pemulihan.
Tidak semua perusahaan tempat orang bekerja itu juga mengizinkan karyawannya cuti sakit dalam waktu lama. Oleh karena itu resign adalah hal yang mungkin saja ditempuh demi pengobatan.
Adapun tujuan dari memiliki asuransi ini adalah untuk menggantikan penghasilan Anda yang hilang karena harus menjalani proses pengobatan.
Apakah orang lansia itu juga berada dalam kondisi yang sama dengan orang produktif? Masih bekerja dan punya tanggungan?
Asuransi penyakit kritis sejatinya bisa menjadi tambahan di asuransi kesehatan. Klaim dari asuransi ini juga bisa digunakan untuk membiayai hidup pasca perawatan di rumah sakit.