20 Puisi buat Pacar yang Romantis Karya Penyair Terkenal

20 Puisi buat Pacar yang Romantis Karya Penyair Terkenal

4 menit

Ada banyak cara untuk mengungkapkan rasa sayang kepada pacar, misalnya melalui puisi buat pacar berikut ini!

Saat kita menjalin ikatan cinta, ada kalanya kita bingung bagaimana cara mengungkapkan rasa sayang kepada sang kekasih hati.

Ada yang memilih mengungkapkan rasa sayang melalui barang, sikap, hingga melalui kata-kata romantis.

Di antara cara-cara tersebut, mengungkapkan rasa sayang melalui kata-kata romantis bisa dibilang paling efektif.

Kata-kata romantis ini bisa berupa bait-bait indah yang dirangkai menjadi sebuah puisi.

Berikut ini puisi buat pacar karya penyair terkenal yang bisa kamu kirimkan untuk sang pujaan hati!

Puisi buat Pacar Romantis

20 Puisi buat Pacar yang Romantis Karya Penyair Terkenal

1. “Aku Ingin” – Sapardi Djoko Damono

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

2. “Sajak Puisi” – Mustofa Bisri

Cintaku kepadamu belum pernah ada contohnya

Cinta Romeo kepada Juliet si Majnun Qais kepada Laila belum apa-apa

Temu pisah kita lebih bermakna

Dibandingkan temu-pisah Yusuf dan Zulaikha

Rindu-dendam kita melebihi rindu-dendam Adam dan Hawa

Aku adalah ombak samuderamu

Yang lari datang bagimu

Hujan yang berkilat dan berguruh mendungmu

Aku adalah wangi bungamu

Luka berdarah-darah durimu

Semilir bagai badai anginmu

Aku adalah kicau burungmu

Kabut puncak gunungmu

Tuah tenungmu

Aku adalah titik-titik hurufmu

Kata-kata maknamu

Aku adalah sinar silau panasmu

Dan bayang-bayang hangat mentarimu

Bumi pasrah langitmu

Aku adalah jasad ruhmu

Fayakun kunmu

Aku adalah a-k-u

k-a-u

mu

3. “Surat Cinta” – W. S. Rendra

Kutulis surat ini

kala hujan gerimis

bagai bunyi tambur mainan

anak-anak peri dunia yang gaib.

Dan angin mendesah

mengeluh dan mendesah

Wahai, Dik Narti,

aku cinta kepadamu!

 

Kutulis surat ini

kala langit menangis

dan dua ekor belibis

bercintaan dalam kolam

bagai dua anak nakal

jenaka dan manis

mengibaskan ekor

serta menggetarkan bulu-bulunya.

Wahai, Dik Narti,

kupinang kau menjadi istriku!

4. “Sajak Putih” – Chairil Anwar

Bersandar pada tari warna pelangi

Kau depanku bertudung sutra senja

Di hitam matamu kembang mawar dan melati

Harum rambutmu mengalun bergelut senda

Sepi menyanyi, malam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa

Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

Hidup dari hidupku, pintu terbuka

Selama matamu bagiku menengadah

Selama kau darah mengalir dari luka

Antara kita mati datang tidak membelah

Puisi buat Pacar LDR

5. “Kangen” – W. S. Rendra

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

Kau tak akan mengerti segala lukaku

karena cinta telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.

Apabila aku dalam kangen dan sepi

Itulah berarti

aku tungku tanpa api.

6. “Aku Ada” – Dewi Lestari

Memanggil namamu ke ujung dunia

Tiada yang lebih pilu

Tiada yang menjawabku selain hatiku

Dan ombak berderu

Di pantai ini kau slalu sendiri

Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat ku tiba

Suaraku memanggilmu akulah lautan

Ke mana kau s’lalu pulang

Jingga di bahuku

Malam di depanku

Dan bulan siaga sinari langkahku

Ku terus berjalan

Ku terus melangkah

Kuingin kutahu engkau ada

Memandangimu saat senja

Berjalan di batas dua dunia

Tiada yang lebih indah

Tiada yang lebih rindu

Selain hatiku

Andai engkau tahu

Di pantai itu kau tampak sendiri

Tak ada jejakku di sisimu

Namun saat kau rasa

Pasir yang kau pijak pergi akulah lautan

Memeluk pantaimu erat

Jingga di bahumu

Malam di depanmu

Dan bulan siaga sinari langkahmu

Teruslah berjalan

Teruslah melangkah

Ku tahu kau tahu aku ada

7. “Cintaku Jauh di Pulau” – Chairil Anwar

Cintaku jauh di pulau, gadis manis, sekarang iseng sendiri

Perahu melancar, bulan memancar di leher kukalungkan ole-ole buat si pacar angin membantu/ laut terang, tapi terasaaku tidak ‘kan sampai padanya.

Di air yang tenang, di angin mendayu, di perasaan penghabisan segala melaju. Ajal bertakhta, sambil berkata: “Tujukan perahu ke pangkuanku saja,”

Amboi! Jalan sudah bertahun ku tempuh! Perahu yang bersama ‘kan merapuh! Mengapa Ajal memanggil dulu. Sebelum sempat berpeluk dengan cintaku?!

Manisku jauh di pulau, kalau ‘ku mati, dia mati iseng sendiri. 

8. “Kerinduan” – Kahlil Gibran

Merenda sebuah tali kasih

Kusimpul menjadi satu hati

gambaran jiwa yang terluka

bagai langit meratap sendu

kala bias cinta menghilang

sakit itupun datang tanpa permisi

rembulan tak menyisakan senyum.

Bersama malam, kudekap lirih arti kerinduan

9. “Rindu” – Medy Loekito

Apalah arti sebuah mimpi

ketika lelap terserak pada malam-malam tanpa suara

kucari hadirmu lepas fajar hingga petang

tersendat tergeragap laksana petir tanpa gelegar

sementara waktu membenamkan segala harapan

dunia seperti kapal yang karam

terjerembab pada kedalaman tanpa batas

tiada yang lebih pasti daripada gelap

tatkala bulan kehilangan cahaya

dan halilintar kehilangan kilatnya

adakah yang lebih berduka selain hati yang rindu

betapa ingin kulihat wajahmu

pada kesia-siaan yang akrab denganku kini

Puisi buat Pacar yang Sedang Marah

10. “Ketika Ada yang Bertanya tentang Cinta” – Aan Mansyur

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta

Kau melihat langit membentang lapang

Menyerahkan diri untuk dinikmati, tapi menolak untuk dimiliki

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta,

Aku melihat nasib manusia

Terkutuk hidup di bumi

Bersama jangkauan lengan mereka yang pendek

Dan kemauan mereka yang panjang

Ketika aku bertanya kepadamu tentang cinta,

Kau bayangkan aku seekor burung kecil yang murung

Bersusah payah terbang mencari tempat sembunyi

Dari mata peluru para pemburu

Ketika kau bertanya kepadaku tentang cinta

Aku bayangkan kau satu-satunya pohon yang tersisa

Kau kesepian dan mematahkan cabang-cabang sendiri

Ketika ada yang bertanya tentang cinta,

Apakah sungguh yang dibutuhkan adalah kemewahan kata-kata

atau cukup ketidaksempurnaan kita?

11. “Dari Suatu Perpisahan” – Ayatrohaedi

Terkadang ada baiknya kita berduka

Agar terasa betapa gembira

Pada saatnya kita bersuka

Terkadang ada baiknya kita menangis,

Agar terasa betapa manis

Pada saatnya kita tertawa

Terkadang ada baiknya kita merana

Agar terasa betapa bahagia

Pada saatnya kita bahagia

Dan jika sekarang kita berpisah

Itupun ada baiknya juga

Agar terasa betapa mesra

Jika pada saatnya nanti

Kita ditakdirkan bertemu lagi

12. “Peluklah Aku dengan Ketabahanmu” – Boy Chandra

Aku masih bersedia,

menyediakan diri untuk mencintaimu

Tetaplah menetap di hatiku, 

sebab hidup akan jauh lebih baik berjalan menujumu.

Menatap matamu,

sudah membuat duniaku penuh dengan rindu,

apalagi jikalau memilikimu seusia hidupku,

tentu akan lebih indah dari itu.

Peluk tubuhku,

tabahlah berjuang bersamaku.

Puisi buat Pacar yang Cuek

13. “Sajak-Sajak Kecil tentang Cinta” – Sapardi Djoko Damono

Mencintai angin

harus menjadi siut

Mencintai air

harus menjadi ricik

Mencintai gunung

harus menjadi terjal

Mencintai api

harus menjadi jilat

Mencintai cakrawala

harus menebas jarak

Mencintai-Mu

harus menjelma aku

14. “Dalam Doaku” – Sapardi Djoko Damono

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang semalaman

tak memejamkan mata, yang meluas bening

siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening

karena akan menerima suara-suara

ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,

Dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa,

yang tak henti-hentinya mengajukan

pertanyaan muskil kepada angin yang mendesau

entah dari mana

Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung gereja

yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis, yang

hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu,

yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap

di dahan pohon mangga itu

Maghrib ini di dalam doaku

kau menjelma angin yang turun sangat perlahan dari nun di sana,

bersijingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu,

dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di

rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku

Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,

yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya,

yang setia mengusut rahasia demi rahasia,

yang tak putus-putusnya bernyanyi

bagi kehidupanku

Aku mencintaimu, itu sebabnya aku takkan pernah selesai

mendoakan keselamatanmu

***

Semoga bermanfaat, Property People.

Simak informasi menarik lainnya di Berita 99.co Indonesia.

Kunjungi www.99.co/id dan rumah123.com untuk menemukan hunian impianmu dari sekarang.

Dapatkan kemudahan untuk memenuhi kebutuhan properti, karena kami selalu #AdaBuatKamu.

Kunjungi dari sekarang dan temukan hunian favoritmu, salah satunya Griya Reja Residence!

Artikel ini bersumber dari www.99.co.

Tinggalkan Balasan

error: Content is protected !!