korannews.com – Belum lama ini, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis Statistik Pemuda Indonesia 2022. Dari data tersebut, ada 2,93% pemuda yang pernah dirawat inap selama setahun terakhir.
Jika 2,93% pemuda pernah menjalani rawat inap, maka bisa di artikan dari 1 dari 34 pemuda di Indonesia jalani rawat inap.
Dalam Statistik Pemuda Indonesia yang dirilis BPS, pemuda disebut sebagai warga Indonesia yang berusia 16 hingga 30 tahun.
Keberadaan pemuda tentu bisa menjadi potensi sekaligus tantangan bagi Indonesia. Bila dikelola dengan baik maka akan menjadi modal pembangunan kemajuan bangsa, oleh karena itu kehidupan pemuda memiliki pengaruh yang paling penting dalam sebuah bangsa.
Berdasarkan data BPS, populasi pemuda di Indonesia mencapai 65,82 juta jiwa atau setara dengan 24% dari total populasi warga.
Terkait hal-hal seputar gaya hidup pemuda Indonesia, ditemukan bahwa keluhan kesehatan yang dialami pemuda Indonesia justru meningkat, sementara angka kesakitan menurun walau besarannya masih lebih tinggi ketimbang tahun-tahun sebelumnya.
Disebutkan pula bahwa dalam urusan rawat inap, masih banyak yang menggunakan uang pribadi untuk pembayaran.
Terkait rawat inap, 2,93% pemuda dikabarkan menjalani rawat inap di sepanjang 2022. Adapun destinasi rawat inap yang paling sering dipilih pemuda adalah rumah sakit milik swasta.
Dari rata-rata lama proses rawat inap adalah 3,64 hari, dan menurut publikasi BPS, 72,18% pemuda memiliki BPJS Kesehatan. Namun meski jaminan ini adalah yang paling sering digunakan, masih banyak pemuda yang membayar biaya rawat inap dengan uang pribadi.
Menurut data BPS, sebanyak 25,81% pemuda masih menggunakan uang pribadi untuk rawat inap. Jumlah ini dinilai lebih tinggi ketimbang mereka yang memanfaatkan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), tunjangan kantor, dan asuransi swasta.
Komponen biaya medis tentunya tidak sedikit, sebut saja ketika seseorang menjalani rawat inap akan ada biaya-biaya seperti biaya kamar, visit dokter, aneka perawatan, obat-obatan, dan berbagai tindakan.
Cukup mengejutkan bahwa persentase pemuda yang menggunakan asuransi kesehatan swasta untuk rawat inap sangatlah kecil. Bahkan menjadi yang terkecil di antara metode pembayaran lain.
Ketika Anda membayar biaya-biaya medis dengan uang pribadi, maka tabungan bisa terkuras dalam jumlah besar. Semakin besar tabungan Anda berkurang, maka semakin sulit Anda untuk berinvestasi atau mewujudkan tujuan jangka pendek maupun panjang.
Keberadaan BPJS dan asuransi kesehatan itu sendiri akan saling melengkapi satu sama lain. Mengingat BPJS bisa menanggung hampir seluruh penyakit, dan tidak mengenal istilah pre-existing condition.
Asuransi kesehatan swasta tentu bisa memberikan fleksibilitas bagi Anda untuk berobat. Terutama bila Anda membutuhkan penanganan medis dengan cepat.
Premi asuransi kesehatan swasta juga cukup beragam, dan bukan berarti semuanya mahal. Berapapun penghasilan Anda, tidaklah untuk mengalokasikan Anda maksimal 15% untuk membayar premi asuransi kesehatan demi kenyamanan berobat ketika musibah datang.