korannews.com – Mantan tentara Israel dikabarkan mengembalikan kunci gerbang utama Masjid Al Aqsa setelah mencurinya 56 tahun lalu.
Diketahui, pada Jumat waktu setempat, Departemen Wakaf Islam di Yerusalem membagikan video dimana direktur jenderal departemen tersebut, Sheikh Azzam Al-Khatib, menerima kunci dari seorang pria bernama Yair Barack.
Dalam video tersebut, Barack mengakui bahwa ia pernah menjadi anggota batalyon Israel yang terlibat dalam pertempuran di Yerusalem Timur.
Dia juga menyatakan bahwa banyak rekan seperjuangannya tewas dalam pertempuran pada tahun 1967 tersebut.
Dalam pengakuannya, Barack mengungkapkan bahwa ketika ia berada di Gerbang Al Mugharabi (koridor barat Masjid Al Aqsa ) pada saat itu, ia menemukan sebuah kunci yang tergeletak ketika ia melihat ke arah kiri.
Meskipun, dia tidak tahu mengapa harus memutuskan untuk mengambil kunci gerbang Masjid Al Aqsa tersebut.
“Saat itu pada tahun 1967, saya tiba di gerbang Al Mugharabi lalu saya melihat ke arah kiri, dan saya melihat sebuah kunci. Saya tidak tahu mengapa saya harus mengambil kunci tersebut dan menyimpannya hingga 50 tahun,” katanya dilansir Pikiran-rakyat.com dari Anadolu Agency, pada Sabtu, 20 Mei 2023.
Setelah 40 atau 50 tahun berlalu, Barack merasa tidak nyaman menyimpan kunci tersebut. Dia menyadari bahwa ketidaknyamanan itu disebabkan oleh perbuatannya mencurinya, dan karenanya ia memutuskan untuk mengembalikannya.
“Sekarang saya di sini, mengembalikan kunci yang saya curi kepada pemiliknya. Ini adalah apa yang seharusnya dilakukan Israel , yaitu mengembalikan tanah, hak, kehormatan, kemerdekaan, kebebasan, dan keamanan kepada rakyat Palestina,” ujarnya seraya menegaskan dua telah melakukan tindakan yang benar dengan mengembalikan kunci itu.
Sebagai catatan, Barack mengembalikan kunci itu setelah pemukim dan sejumlah pejabat Israel mengadakan pawai bendera Israel yang kontroversial untuk merayakan pendudukan Yerusalem Timur pada 1967.
Dia mengomentari pawai tersebut sebagai salah satu hari terburuk dalam setahun baginya. Dia mengakui bahwa sejak saat itu dia tidak lagi merayakan hari bendera.***