korannews.com – Sejumlah negara non-Barat mengambil emas batangan Rusia setelah pemerintah Barat menutup pasar tersebut sebagai bagian dari sanksi terkait perang di Ukraina.
Laporan Bloomberg pada Selasa (9/5/2023) menyebut ekspor emas Rusia telah dialihkan ke Uni Emirat Arab (UEA), Hong Kong dan Turki. Ketiga negara ini tidak ikut menjatuhkan sanksi ke Moskow.
Laporan itu mengutip data dari perusahaan pelacak perdagangan ImportGenius, berdasarkan angka pabean Rusia selama enam bulan hingga Agustus lalu.
UEA, yang telah menjadi pusat perdagangan logam mulia antara Timur dan Barat, telah menggantikan Inggris sebagai tujuan utama baru untuk emas Rusia. Emas batangan senilai lebih dari US$500 juta diekspor ke sana dalam enam bulan hingga Agustus.
Emas Rusia senilai sekitar US$305 juta dilacak saat melewati bandara Istanbul antara Maret dan Agustus tahun lalu. Ini menjadikan Turki sebagai titik akhir utama kedua dari logam mulia.
Sementara perusahaan keuangan yang berbasis di Hong Kong, VPower Finance Security, yang menyediakan uang tunai dan emas untuk bank-bank China, menangani lebih dari US$300 juta pengiriman emas Rusia antara Maret dan Agustus tahun lalu.
Diketahui negara-negara barat yang tergabung dalam G7, Uni Eropa dan Swiss, pusat emas utama dengan sikap tradisional netral, melarang impor emas Rusia sebagai upaya merusak industri emas Moskow senilai US$20 miliar.
Sebelum sanksi, Inggris adalah tujuan utama emas Rusia. Sekarang, sejak bank-bank besar pembeli emas seperti JPMorgan Chase dan HSBC Holdings menghentikan perdagangan logam mulia Rusia, banyak pemain kecil dari perusahaan logistik hingga dealer telah turun tangan.
Sanksi Barat telah memblokir emas Rusia dari pasar mereka sendiri dan melarang pedagang untuk berurusan dengannya. Tetapi perusahaan di negara lain tidak dilarang memperdagangkan logam mulia karena tidak ada sanksi sekunder.
Sementara itu, penambang emas Rusia meningkatkan produksi sebesar 26,5% year-on-year pada Maret, menurut data terbaru dari Federal State Statistics Service (Rosstat). Produksi emas melonjak lebih dari 30% dibandingkan Februari. Angka kuartal pertama adalah 9,1% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu.