korannews.com – Inggris dan Amerika Serikat pada Senin (17/4/2023) menyerukan penghentian segera bentrokan antara militer Sudan dan paramiliter Rapid Support Forces (RSF).
Bentrokan yang dimulai pada Sabtu (15/4/2023) untuk memperebutkan kekuasaan di Sudan tersebut dilaporkan telah menewaskan hampir 100 orang atau tepatnya 97 orang.
“Ada keprihatinan mendalam bersama tentang pertempuran itu,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah pernyataan bersama dengan Menteru Luar Negeri Inggris James Cleverly.
Blinken mengatakan, pertempuran yang terjadi di Sudah telah dibahas dengan sekutu di Timur Tengah dan Afrika.
“Ada pandangan yang sangat kuat tentang perlunya para jenderal (di Sudan) untuk memastikan perlindungan warga sipil dan non-kombatan serta orang-orang dari negara ketiga,” ucap dia di sela-sela pertemuan menteri luar negeri G7 di Kota Karuizawa, Jepang, sebagaimana dikutip dari AFP.
Blinken menambahkan, ada kesepakatan tentang perlunya gencatan senjata segera dan kembali ke langkah-langkah pembicaraan di Sudan.
“Masa depan segera terletak di tangan para jenderal yang terlibat dalam pertarungan ini,” tambah Menlu Inggris Cleverly.
Dia menuturkan, Inggris dan AS meminta para jenderal di Suran untuk mengutamakan perdamaian, mengakhiri bentrokan, dan kembali ke negosiasi.
“Itulah yang diinginkan rakyat Sudan, itulah yang pantas didapatkan rakyat Sudan,” pendapatnya.