korannews.com – Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi menilai, bentuk operasi pencarian pilot Susi Air Philips Mark Methrtens (37) tidak perlu diubah meski satu prajurit TNI gugur dalam operasi tersebut.
Diketahui, prajurit Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna, Pratu Miftahul Arifin, gugur diserang KKB saat operasi pencarian pilot Philips di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023).
Menurut Fahmi, operasi pembebasan pilot berkebangsaan Selandia Baru itu harus tetap mengedepankan upaya persuasif.
Artinya, operasi pencarian yang dijalankan tetap operasi militer selain perang (OMSP).
“Namun, bukan berarti Polri-TNI tidak bergerak atau pasif. Pada saat yang sama, aparat harus tetap melakukan langkah-langkah yang dipandang perlu untuk mendukung upaya penyelamatan,” kata Fahmi saat dihubungi, Senin (17/4/2023).
Misalnya dengan melakukan operasi mendekati area sasaran, pengintaian, dan pengumpulan informasi untuk menilai peluang-peluang dalam tindakan penyelamatan.
“Jadi sekali lagi, saya kira tidak diperlukan perubahan pendekatan dalam hal ini. Langkah persuasif berjalan, sementara TNI-Polri juga tetap mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu dalam rangka penegakan hukum dan penyelamatan pilot Susi Air tersebut,” ujar Fahmi.
Mengingat risiko keamanan, lanjut Fahmi, publik juga harus tahu terkait pembatasan informasi.
“Hal yang wajar dan semestinya untuk menjaga kesenyapan dan kerahasiaan agar tidak mengganggu proses dialog dan negosiasi yang sedang berjalan,” kata Fahmi.
Sebelumnya, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Laksamana Muda Julius Widjojono mengatakan bahwa operasi pembebasan pilot Philips terus dilanjutkan.
“Operasi tetap kita jalankan,” ujar Julius saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Minggu (16/4/2023).
Julius menyebutkan, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono akan melakukan evaluasi mendalam terkait peristiwa gugurnya Sertu Miftahul Arifin.
“Tetap dilanjutkan, perintah Panglima TNI jelas, tegas, tidak usah ragu-ragu,” kata Julius.