Dua anak didiagnosis menderita cacar monyet di AS, kata pejabat kesehatan pada Jumat (22/7).
Keduanya yaitu seorang balita di California dan seorang bayi yang bukan penduduk Amerika namun dites saat berada di Washington, D.C., menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
Anak-anak itu digambarkan dalam kondisi baik dan dalam perawatan. Pejabat kesehatan masih menyelidiki bagaimana keduanya bisa terinfeksi, namun diperkirakan melalui penularan rumah tangga.
Rincian lainnya tidak segera diungkap.
Cacar monyet merupakan endemik di sebagian benua Afrika. Namun, tahun ini terdapat lebih dari 15.000 kasus dilaporkan di negara-negara yang sejara historis tidak pernah dilanda penyakit itu. di AS dan Eropa, sebagian besar penularan terjadi di kalangan laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis, meski pejabat kesehatan telah menekankan bahwa siapa saja bisa tertular virus itu.
Selain kedua kasus anak, pejabat kesehatan juga mengetahui setidaknya terdapat delapan kasus perempuan dari lebih dari 2.800 kasus yang dilaporkan di Amerika sejauh ini.
Meski virus itu sebagian besar merebak di antara laki-laki yang berhubungan seks dengan sesama jenis, “saya rasa tidak mengejutkan kalau kita kadang-kadang menemukan kasus” di luar jaringan sosial itu, kata Jennifer McQuiston dari CDC pada Jumat (22/7) kepada wartawan.
Para pejabat mengatakan virus itu bisa menyebar melalui kontak pribadi yang dekat, handuk dan tempat tidur. Itu berarti penularan bisa terjadi di rumah, kemungkinan melalui kontak yang lama atau intensif, kata Dr. James Lawler, pakar penyakit menular dari University of Nebraska Medical Center.
“Orang tidak merangkak di tempat tidur orang lain kecuali mereka tinggal serumah atau memang sekeluarga,” katanya.
Di Eropa, setidaknya terdapat enam kasus cacar monyet di kalangan anak 17 tahun ke bawah.
Pekan ini, para dokter di Belanda menerbitkan laporan tentang seorang anak laki-laki yang dirawat di sebuah rumah sakit di Amsterdam, yang mengalami 20 benjolan merah-cokelat yang tersebar di sekujur tubuhnya. Itu adalah cacar monyet, tetapi para dokter tidak bisa menentukan asal-muasal penularannya.
Di Afrika, penularan cacar monyet pada anak-anak lebih sering terjadi dan para dokter telah mencatat proporsi kasus parah dan kematian yang lebih tinggi pada anak kecil.
Salah satu alasannya mungkin karena banyak orang dewasa yang lebih tua divaksinasi terhadap cacar ketika masih anak-anak. Hal itu kemungkinan memberi mereka perlindungan terhadap virus cacar monyet terkait, kata Lawler.
Vaksinasi cacar dihentikan ketika penyakit itu diberantas 40 tahun lalu. [rd/ah]
Artikel ini bersumber dari www.voaindonesia.com.