korannews.com – Terduga militan Pasukan Demokrasi Sekutu (ADF) menewaskan sedikitnya 17 orang warga di Kongo timur. Pejabat setempat menyebut serangan kelompok ADF itu dilakukan hanya beberapa hari setelah kelompok yang berpihak pada Islam itu melakukan pembantaian lain di wilayah yang bermasalah.
Dilansir AFP, Senin (13/3/2023), pemberontak ADF diklaim kelompok Negara Islam sebagai afiliasinya di Afrika tengah, adalah salah satu milisi bersenjata paling mematikan di Kongo timur, yang dituduh membantai ribuan warga sipil. Serangan terbaru terjadi pada dini hari Minggu (12/3) di Kirindera di wilayah Beni provinsi Kivu Utara.
“Kami memiliki 17 tewas dan empat terluka,” kata kepala desa Katembo Kahongya kepada AFP, menambahkan bahwa militan juga membakar bangunan.
“Mereka menggunakan senjata tajam dan api untuk mengeksekusi penduduk,” tambah Kahongya.
Mantan Gubernur Kivu Utara, Carly Nzanzu Kasivita juga men-tweet bahwa tersangka pejuang ADF telah membunuh 19 orang di desa tersebut, mencatat bahwa angka tersebut masih sementara. AFP tidak dapat secara independen mengkonfirmasi jumlah korban tewas.
Warga Kirindera, Mukondano Kambale, mengatakan para militan membunuh orang-orang di sebuah hotel dan klinik kesehatan sebelum diusir.
“Ini ketakutan dan kehancuran di tengah Kirindera,” ucapnya.
Menurut pejabat dan penduduk setempat serangan itu terjadi setelah tersangka pemberontak ADF menewaskan lebih dari 40 orang dalam serangan kembar di desa tetangga Kivu Utara pada Rabu lalu.
Operasi militer gabungan Kongo-Uganda yang menargetkan milisi di Republik Demokratik Kongo timur telah berlangsung sejak akhir 2021, tetapi serangan tetap berlanjut.
Pekan lalu, Amerika Serikat menawarkan hadiah hingga 5 juta dolar untuk informasi mengenai pemimpin ADF Seka Musa Baluku.