korannews.com – Viralnya kasus penganiayaan Mario Dandy kepada korban D menyebabkan koma dengan kondisi cedera otak traumatis atau Diffuse Axonal Injury (DAI). Kondisi tersebut merupakan sindrom klinis yang muncul setelah trauma dengan tanda-tanda penurunan kesadaran lebih dari 6 jam.
Berdasarkan rekaman yang tersebar di media sosial, korban D yang sudah terkapar tetap ditendang dan dipukul dengan keras oleh Mario di bagian kepala. Hingga saat ini, D belum sadarkan diri dan masih dirawat intensif di rumah sakit.
Dilansir Medical News Today, diffuse axonal injury merupakan cedera mikroskopis yang terjadi di bagian akson pada substansia alba di traktus neuron otak, korpus kalosum, dan batang otak. Akson sebagai serabut saraf panjang yang berfungsi atas komunikasi antar sel-sel saraf.
Cedera tersebut dialami pada bagian otak, dan seringkali sangat kecil dan sulit dideteksi menggunakan pemindaian CT atau MRI.
Adapun gejala-gejala DAI bisa sangat bervariasi, karena tergantung pada area otak mana yang telah rusak, antara lain:
– Sakit kepala- Disorientasi atau merasa kebingungan, kehilangan keseimbangan, dan pusing- Mual atau muntah- Kantuk atau kelelahan- Durasi tidur lebih lama dari biasanya- Kesulitan tidur (insomnia)
Kejadian-kejadian yang menyebabkan DAI pada seseorang biasanya disebabkan:
– Saat masih anak-anak mengalami shaken baby syndrome.– Kecelakaan akibat berkendara- Mengalami kekerasan fisik- Jatuh hingga terbentur- Kecelakaan saat berolahraga
Tindakan awal yang harus dilakukan saat penderita mengalami DAI adalah mengurangi pembengkakan di dalam otak, karena ini dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut.
Belum ada teknik operasi yang bisa diandalkan untuk mengatasi DAI. Jika cederanya parah, ada kemungkinan keadaan vegetatif atau bahkan kematian.
Akan tetapi, bagi penderita DAI dengan kondisi ringan sampai sedang, masih memungkinkan lakukan rehabilitasi sebagai langkah penyembuhan. Oleh karena itu, jika seseorang mengalami DAI tingkat ringan dan sedang, biasanya pilihan pengobatan dan pemulihan berupa:
1. Terapi fisik2. Terapi wicara3. Terapi okupasi4. Terapi Rekreasi5. Melakukan konseling untuk kesehatan mental
Jika kondisi penderita tidak sadarkan diri dalam waktu lama, bisa jadi mengalami kondisi berat dan membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama.***