korannews.com – Generasi sandwich merupakan generasi orang dewasa yang harus menanggung hidup 3 generasi yaitu orang tuanya, diri sendiri, dan anaknya. Kondisi tersebut dianalogikan seperti sandwich dimana sepotong daging terhimpit oleh 2 roti.
Bisa dibilang generasi sandwich memiliki beban yang luar biasa berat. Oleh karenanya generasi sandwich didorong untuk meningkatkan kemampuan literasi finansialnya agar mampu meminimalisasi beban-beban keuangan .
“Program itu (literasi finansial) harus digalakkan untuk memberikan mereka pengetahuan bahwa pentingnya juga financial asset tapi tetap ada risiko yang perlu hati-hati dan bagaimana mengelolanya supaya optimal. Jadi, perencanaan keuangannya harus lebih dimasifkan lagi, dibikinlah semacam simulasi-simulasi,” kata Ekonom dari Universitas Indonesia Telisa Aulia Falianty seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.
Dengan begitu generasi sandwich bisa terhindar dari produk keuangan yang spekulatif dan ilegal. Dalam konteks ini literasi juga penting untuk dilakukan sejak dini.
Lebih jauh, untuk membantu sumber pemasukan lain generasi sandwich juga diimbau memiliki aset finansial sebagai pemasukan pasif, sehingga tidak hanya mengandalkan dari pendapatan utama.
“Generasi sandwich lumayan berat, ya, bebannya. Tetapi memang justru dengan kita berpikirnya financial aset itu bisa membantu sumber pemasukan tambahan selain dari income mereka,” katanya.
Telisa mengatakan, sejatinya aset finansial yang dimiliki berfungsi sebagai simpanan atau tabungan cadangan yang nantinya dapat bermanfaat jika sewaktu-waktu generasi sandwich menghadapi kebutuhan yang mendesak.
“Memang harus dimulai, ya. Dan diberikan edukasi finansial kepada mereka bahwa menabung itu justru akan membantu meringankan nanti beban mereka di masa yang akan datang,” ujar Telisa.
Menurut Telisa, aset finansial yang wajib dimiliki generasi yaitu tabungan. Jenis aset ini merupakan aset finansial yang paling konvensional. Selain itu, generasi sandwich juga dapat memilih aset financial konvensional lain yakni deposito.
Selain menabung, Telisa juga merekomendasikan generasi sandwich untuk mulai berinvestasi atau menabung emas dan ini dapat dilakukan. Setidaknya dimulai dari jumlah yang kecil dulu. Kemudian, naik ke tingkatan selanjutnya.
Jika generasi sandwich sudah memiliki beberapa aset finansial tersebut, aset juga dapat dikombinasikan dengan produk lainnya seperti simpanan di koperasi.
Beranjak ke tingkatan yang lebih mumpuni lagi jika pemasukan utama sudah meningkat, generasi sandwich dapat berinvestasi pada obligasi hingga properti.
Telisa juga mengatakan hal lain yang tak kalah penting bagi generasi sandwich yakni tetap meningkatkan keterampilan atau kompetensi (skil) yang dapat mendukung pekerjaan dan kariernya. Dengan begitu, diharapkan pendapatan utama akan membaik serta dana yang disisihkan untuk menabung atau investasi juga bertambah.***