korannews.com – Jakarta, CNBC Indonesia – Ada sejumlah alasan bagi seseorang untuk berutang dengan memanfaatkan pinjaman online (pinjol), akan tetapi salah besar jika kita tidak pernah mewaspadai beban bunga, besarannya, dan pelunasannya.
Salah satu kelebihan pinjol adalah proses kepraktisannya dalam pengajuan dan pencairannya yang cepat.
Tidak sedikit juga yang beranggapan bahwa ketimbang pinjam uang di bank, lebih baik pinjol lantaran utang bank itu rumit.
Lantas apa kabarnya jika sampai akhir tahun ini kita masih memiliki portofolio utang pinjol yang tak terkendali? Berikut solusinya.
Cara untuk mengetahui besarnya utang kita adalah dengan menjumlahkan total utang yang belum terbayar dan membaginya dengan nilai total aset yang Anda miliki.
Anggap saja, Anda memiliki portofolio utang yang terdiri dari:
Utang pinjol Rp 8.000.000
Kartu kredit Rp 3.500.000
Kredit motor Rp 9.400.000
Total : Rp 20.900.000
Sementara itu aset yang Anda miliki adalah:
Motor bekas (masih dikredit): Rp 9.400.000
Gadget: Rp 12.000.000
Saham: Rp 2.000.000
Emas: Rp 1.200.000
Tabungan: Rp 5.000.000
Total : Rp 29.600.000
Maka rasio utang berbanding aset Anda adalah:
20.900.000 x 100% = 70,6%
29.600.000
Adapun batas aman dari nilai rasio ini adalah 50%. Jika nilai rasio Anda mencapai 50% aset, maka hal itu sangat mengkhawatirkan lantaran Anda akan kesulitan untuk melunasi utang-utang Anda apabila Anda kehilangan penghasilan.
Lakukan pelunasan dengan menggunakan dana darurat yang tersedia. Bila dana darurat itu habis terpakai, jangan lupa untuk mengumpulkan lagi ke jumlah semula.
Sejatinya, dana darurat adalah tabungan yang sudah kita persiapkan untuk menghadapi situasi-situasi mendesak.
Tidaklah salah menggunakan dana darurat demi menyehatkan keuangan Anda. Lantaran semakin banyaknya utang, maka semakin kecil pula nilai kekayaan bersih Anda.
Melunasi seluruh utang pinjol itu merupakan ide yang baik, akan tetapi demi mengantisipasi munculnya masalah baru, segera tinjau jumlah tabungan dan aset-aset yang Anda miliki.
Apabila ada aset-aset guna yang tidak lagi terpakai, Anda bisa menjualnya demi mendapatkan dana segar untuk membayar utang.
Patut diingat bahwa jangan terburu-buru menjual aset investasi Anda kecuali dalam keadaan mendesak. Menjual aset investasi justru bisa berpotensi menggagalkan tujuan jangka pendek maupun panjang Anda.