korannews.com – Tim nasional DOTA 2 Indonesia terlempat ke lower bracket usai kalah dari Filipina 1-2 pada semifinal upper bracket kejuaraan esport dunia IESF Bali 14th World Esports Championship 2022, Rabu.
Bertanding di Earth Stage, Merusaka, Nusa Dua, Bali, timnas Indonesia yang sempat memimpin pada gim pertama harus mengakui kehebatan Filipina yang berhasil melakukan perlawanan untuk memenangi pertandingan.
Timnas Indonesia diperkuat oleh Randy Muhammad Sapoetra “Dreamocel,” Rafli Fathur Rahman “Mikoto,” Syaid Muhammad Resky “Womy,” Tri Kuncoro “Jhocam,” Matthew Filemon “Whitemon,” dan Brizio Adiputra Budiana “Hyde.”
Sementara, Filipina menurunkan Eljohn Canonigo Andales “Andales,” Charles Lewis de Guzman Delos Santos “Delos Santos,”Joel Rivera Pagkatotohan “Pagkatotohan,” James Erice Manalo Guerra “Guerra,” dan Jomari Morales Anis “Anis.”
Pertandingan berlangsung sengit sejak awal dimulai. Pada gim pertama, Filipina mencuri point kill terlebih dahulu yang kemudian langsung dibalas oleh Indonesia. Pada menit ke-18, tim Merah Putih mendapatkan momentum menumbangkan tiga pemain untuk menyamakan kedudukan 9-9.
Inisiasi pertarungan pada menit ke-22 kemudian menjadi titik balik Indonesia unggul dari Filipina. Hingga pada menit ke-38 saat tim Merah Putih berhasil membungkam dengan 30-15 untuk mengambil gim pertama 1-0.
Pada gim kedua Filipina kembali mendapatkan kill pertama. Permaianan ketat saling balas terjadi dari awal gim, hingga pertengahan gim. Indonesia kesulitan untuk mengejar ketika Filipina menginisiasi pertarungan pada menit ke-36 dan membawa permainan ke late game.
Alhasil, Filipina mengamankan gim kedua untuk menyamakan kedudukan 1-1.
Gim penentu harus dimainkan dengan Filipina kembali lagi memimpin terlebih dahulu. Dengan set yang baik dari tim Merah Putih, Indonesia berhasil mengejar ketertinggalan. Permainan kembali menuju late game ketika kedudukan 28 sama pada menit ke-40.
Pada saat krusial ini momentum sangat penting bagi kedua tim untuk menumbangkan lawan. Pertarungan terakhir Indonesia tak mampu bertahan hingga harus terlempar ke lower bracket saat Filipina akhirnya memenangi pertandingan 2-1.
“Gim satu memang kita sudah bisa memprediksi gerak mereka, cuman kita telat timing, jadi kita punya timing yang nge-run down tapi ada aspek yang enggak bisa kita maksimalkan, ada yang miss satu gerakan, karena di DOTA memang gitu ada domino effect, sehingga late game-nya agak susah,” kata pelatih timnas Indonesia Adit Rosenda usai pertandingan.
Menurut sang palatih, draft untuk opening awal sudah disiapkan bersama, sementara dua terakhir akan diserahkan kepada pemain yang lebih mengetahui kondisi dalam permainan.
Namun, ternyata Filipina memiliki line up yang kuat dengan Magnus yang punya karakter cepat, sehingga membuat tim Indonesia cukup keteteran.
“Lawan Filipina memang mereka jauh lebih solid, karena mereka tim secara semua player dalam satu tim berbulan-bulan bareng, sementara kita kurangnya itu karena kita cabutan satu-satu,” ujar Adit.
Menurut Adit, Filipina lebih diuntungkan karena memiliki tim yang terbentuk sudah lama, sehingga dapat menentukan keputusan dengan cepat.
“Chemistry itu salah satu, DOTA itu bisa mengusai banyak aspek kalau misalkan kita mencoba banyak hal, kejadian A langsung solusinya A, B, C kalau baru gabung mikir dulu, karena DOTA dua detik saja sudah berpengaruh. Mereka sedikit lebih cepat ambil posisi karena mereka tim lama,” imbuhnya.