korannews.com – Sejak dicetuskan pada tahun 2012, Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas merupakan pesta belanja akhir tahun yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Indonesia. Momentum ini diikuti oleh berbagai e-commerce dan brand-brand yang menghadirkan berbagai promo dan penawaran menarik, sehingga meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja.
Untuk melihat antusiasme masyarakat dalam menyambut momentum Harbolnas tahun ini, Populix melakukan survei terhadap 1.274 responden laki laki dan perempuan berusia 18-55 tahun. Hasil survei tersebut terangkum dalam laporan berjudul “2022 Harbolnas Shopping Spree” yang membahas tentang preferensi dan perilaku belanja masyarakat Indonesia tahun ini.
Survei menemukan bahwa 84% responden mengaku berbelanja pada momentum Harbolnas terutama di antara responden berusia 26-35 tahun. Sedangkan responden yang tidak berbelanja didominasi oleh anak muda berusia antara 18-25 tahun.
“Hasil survei menunjukkan bahwa minat masyarakat, terutama generasi milenial, untuk berbelanja pada momentum Harbolnas 2022 lebih tinggi dibandingkan generasi lainnya. Untuk mempersiapkan diri menyambut momentum tersebut, pelaku bisnis perlu memahami lebih lanjut terkait minat dan preferensi generasi ini sebelum merancang kampanye dan promo Harbolnas 2022,” ujarnya.
“Hal tersebut dapat dilakukan melalui evaluasi performa produk dan kampanye sebelumnya, serta riset peluang pasar, analisis kompetitor, hingga lanskap industri agar bisnis bisa tetap kompetitif di tengah persaingan pasar pada pesta belanja online terbesar tanah air,” ungkap Dr. Timothy Astandu, Co-Founder dan CEO Populix.
E-commerce Favorit Pilihan Masyarakat
Survei menunjukkan bahwa Shopee (90%) menempati urutan pertama pilihan e-commerce, baik di antara responden laki-laki maupun perempuan. Posisi selanjutnya diikuti oleh Tokopedia (66%), Lazada (34%), Bukalapak (15%), dan JD.ID (14%)
Dari berbagai promo yang bermunculan saat Harbolnas, masyarakat menilai potongan harga atau diskon (31%) sebagai bentuk promo yang paling ditunggu. Promo menarik selanjutnya adalah flash sale pada jam tertentu (22%), promo gratis ongkir (18%), cashback (12%), dan voucher belanja (6%). Selama Harbolnas, mayoritas masyarakat akan berbelanja di antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIB (37%) dan pukul 16.01 hingga 23.59 WIB (23%).
Produk yang Paling Banyak Dibeli dan Sumber Informasi
Hasil survei memperlihatkan bahwa pakaian (66%) serta produk kecantikan dan perawatan diri (51%) merupakan produk yang paling banyak dibeli selama Harbolnas, disusul produk elektronik, gadget dan aksesoris (43%), makanan dan minuman (36%), hobi (35%), dan furnitur rumah (32%). Di antara kategori produk tersebut, survei mengungkap bahwa perempuan lebih banyak membeli produk kecantikan dan perawatan diri serta pakaian, sementara laki-laki lebih banyak membeli pakaian dan produk elektronik, gadget dan aksesoris, serta hobi.
Untuk mendapatkan informasi seputar promo Harbolnas yang akan berlangsung, sebagian besar masyarakat Indonesia terpapar informasi mengenai Harbolnas melalui media sosial seperti Instagram (64%), iklan di Youtube (49%), TikTok (39%), dan Facebook (35%). Sementara itu, 39% masyarakat menyatakan akan memperhatikan informasi dari notifikasi mobile apps, disusul iklan di televisi (37%), dan informasi dari teman atau keluarga (28%).
Metode Pembayaran dan Tipe Pengiriman Pilihan Masyarakat
Penggunaan metode pembayaran digital (cashless) telah menjadi preferensi utama masyarakat. Hal ini tercermin dari hasil survei yang menunjukkan bahwa 68% masyarakat memilih menggunakan e-wallet ketika berbelanja selama Harbolnas, diikuti transfer bank (49%), dan paylater (25%). Namun di tengah tingginya penggunaan metode pembayaran digital tersebut, survei juga menunjukkan bahwa 46% masyarakat Indonesia masih mengandalkan metode cash on delivery (COD).
Metode ini masih dipilih sebagian besar masyarakat terutama mereka yang belum terbiasa atau familiar dengan mekanisme belanja online. Di sisi lain, metode COD memiliki beberapa keunggulan sendiri, seperti memungkinkan masyarakat untuk mengecek terlebih dahulu apakah produk yang dikirimkan sesuai pesanan atau tidak, serta dapat menjadi opsi bagi kelompok masyarakat yang masih non-bankable (tidak memiliki rekening bank) atau masyarakat yang sudah bankable tetapi belum memahami metode pembayaran digital atau online.
Dalam hal metode pengiriman produk yang dibeli selama Harbolnas, tipe pengiriman reguler (71%) dan cash on delivery (46%) adalah tipe yang paling banyak dipilih masyarakat, diikuti dengan tipe pengiriman ekonomis atau hemat (32%), instant (19%), dan sameday (16%). Sementara itu, jasa pengiriman yang sering digunakan oleh masyarakat meliputi J&T (77%), SiCepat (62%), JNE (53%), AnterAja (36%), dan Ninja Express (22%).
Di tengah tingginya minat masyarakat dalam menyambut Harbolnas, terdapat 16% masyarakat yang menyatakan bahwa mereka tidak akan berbelanja pada momentum tersebut. Beberapa alasan yang mendorong mereka meliputi tidak ada barang yang ingin dibeli (61%), tidak ada anggaran untuk berbelanja (34%), promo Harbolnas dirasa kurang menarik (12%), dan lebih menyukai berbelanja langsung ke toko offline (10%).
“Sebagai bentuk komitmen Populix untuk menyederhanakan proses riset bagi para pelaku bisnis, kami memiliki platform survei online bernama Poplite by Populix. Dengan Poplite, pelaku bisnis dapat membuat survei cepat dan sederhana untuk lebih memahami tren dan kebutuhan masyarakat sebagai acuan dalam mengambil keputusan bisnis mereka menyambut momentum Harbolnas mendatang. Dengan demikian, kampanye dan promosi yang dirancang diharapkan dapat berjalan tepat sasaran dan bisa memenangkan pasar, “ tutup Timothy.