korannews.com – Ekonomi Singapura tumbuh 4,4% pada kuartal III-2022 secara tahunan (year-on-year/yoy).
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Perdagangan dan Industri Singapura, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal III-2022 tersebut turun dibandingkan dengan pertumbuhan para triwulan sebelumnya sebesar 4,5% yoy. Namun, masih lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal I-2022 sebesar 3,9% yoy.
Meskipun menurun, pertumbuhan ekonomi kali ini jauh di atas ekspektasi para ekonom dalam jajak pendapat Reuters sebesar 3,4%.
Sementara itu, pertumbuhan ekonomi secara kuartalan (quarter-to-quarter/qtq) tercatat sebesar 1,5%, berbalik dari kontraksi 0,2% pada kuartal II-2022.
“Ekspansi ini sebagian didukung oleh pemulihan yang lebih kuat dari perkiraan di sektor berorientasi domestik dan terkait perjalanan karena lebih banyak pembatasan Covid-19 di luar negeri sementara lokal dilonggarkan,” kata Otoritas Moneter Singapura (MAS), Jumat (14/10/2022) dikutip dari AFP.
Singapura telah menghapus semua pembatasan Covid-19, kecuali mengenakan masker di dalam bus dan kereta metro, setelah memvaksinasi sebagian besar populasinya yang berjumlah hampir 6 juta dan memutuskan untuk hidup dengan virus corona.
Meskipun demikian, output manufaktur dan jasa keuangan melemah karena surutnya permintaan eksternal.
MAS mengatakan akan lebih memperketat kebijakan moneter untuk memerangi inflasi yang akan menjadi langkah kelima sejak Oktober 2021.
“Pada kuartal-kuartal mendatang, hambatan aktivitas ekonomi dari pengetatan kebijakan moneter yang disinkronkan secara global akan meningkat,” katanya.
“Sementara inflasi harus moderat, itu akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.”
MAS sedikit menaikkan perkiraan inflasi, memprediksi sekitar 4% inflasi inti dan sekitar 6% inflasi utama untuk 2022.
“Namun, guncangan lebih lanjut, termasuk dari ketegangan geopolitik, dapat mendorong inflasi lebih tinggi dan menyebabkan resesi setahun penuh di beberapa ekonomi utama,” tambah bank tersebut.
Ekonomi Singapura diproyeksikan tumbuh sebesar 3%-4% pada 2022, setelah para pejabat memangkas perkiraan sebelumnya sebesar 3%-5%.