korannews.com – Direktur Bisnis Kurir dan Logistik Pos Indonesia Siti Choiriana mengatakan pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan nilai tambah agar bisa bersaing secara nasional dengan perusahaan-perusahaan pengiriman barang di Indonesia.
“Di Indonesia ini kompetisinya paling berat dibandingkan negara lain karena pelaku kurir di Indonesia ada lebih dari 700 perusahaan,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Rabu.
Choiriana menjelaskan apabila Pos Indonesia hanya menjalankan bisnis di bidang kurir saja, maka perusahaannya akan sulit bersaing dengan 700 perusahaan sejenis tersebut.
Maka, ia menerapkan strategi peningkatan layanan nilai tambah agar konsumen kian tertarik menggunakan jasa dan layanan Pos Indonesia.
Perseroan kini menggarap proyek pengiriman dekoder televisi atau set-top box (STB) untuk masyarakat di berbagai daerah. Pos Indonesia tidak hanya sekedar mengirimkan set-top box itu kepada masyarakat, tetapi sekaligus melakukan instalasi, validasi, dan sosialisasi terkait program dari Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut.
“Layanan dengan value added service inilah yang kami temukan yang tidak bisa disaingi oleh perusahaan lain, termasuk oleh J&T. Mereka saat tender mundur,” kata Choiriana.
Selain meningkatkan layanan nilai tambah, perseroan juga menjalin kolaborasi dengan berbagai perusahaan pelat merah.
Saat ini, Pos Indonesia berada pada peringkat keempat secara nasional dengan pangsa pasar 7,1 persen. Posisi ketiga nasional duduki oleh SiCepat dengan pangsa pasar 8,0 persen, lalu ada J&T Express pada posisi kedua dengan pangsa pasar 30,7 persen, dan JNE masih menduduki peringkat pertama dengan pangsa pasar 31,6 persen.
Pada 2020 lalu, Pos Indonesia tercatat hanya menduduki peringkat enam secara nasional dengan pangsa pasar sebesar tiga persen.
“Kami selalu memikirkan inovasi dan mempelajari konsumen dengan benar karena ceruk pasar pasti ada, makanya kami sering turun ke area, salah satunya untuk mencari ceruk pasar yang masih bisa kita masuki yang tidak head to head (dengan perusahaan lain),” pungkas Choiriana.