Saham Ini Sukses Kasih Cuan Gede, Tapi Sebagian Bikin Tongpes

Saham Ini Sukses Kasih Cuan Gede, Tapi Sebagian Bikin Tongpes

Saham Ini Sukses Kasih Cuan Gede, Tapi Sebagian Bikin Tongpes

korannews.comJakarta, CNBC Indonesia – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup di zona hijau pada perdagangan Senin (12/9/2022) kemarin, setelah sempat terkoreksi pada perdagangan sesi I.

Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,16% ke posisi 7.254,46. IHSG mampu bertahan di zona psikologisnya di 7.200.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,21% di posisi 7.257,86. Namun sekitar pukul 10:00 WIB, IHSG langsung berbalik ke zona merah hingga awal perdagangan sesi II.

Pada perdagangan sesi II kemarin, IHSG mulai bangkit kembali dari zona merah dan berhasil menyentuh kembali zona hijau pada pukul 14:00 WIB hingga akhir perdagangan kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp 13 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,5 juta kali. Sebanyak 304 saham menguat, 241 saham melemah, dan 159 saham lainnya stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi beli bersih (net buy) mencapai Rp 676,55 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG ditutup menghijau, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Senin kemarin.

Meski tak menjadi saham yang paling besar penguatannya, namun saham emiten batu bara yang baru melantai di bursa pada Rabu pekan lalu, yakni PT Black Diamond Resources Tbk (COAL) masih berada di jajaran top gainers pada perdagangan kemarin.

Saham COAL ditutup melejit 24,77% ke posisi Rp 304/saham. Nilai transaksi saham COAL pada perdagangan Senin kemarin mencapai Rp 31,63 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 104,06 juta lembar saham. Namun, investor asing masih melepas saham COAL sebesar Rp 9,77 juta di pasar reguler.

Dengan ini, maka saham COAL telah mengalami kenaikan 204% sepanjang 4 hari perdagangan. Sebelumnya pada perdagangan Rabu hingga Jumat pekan lalu, saham COAL menyentuh batas auto reject atas (ARA) atau mencetak ARA selama tiga hari beruntun. Namun, saham COAL kembali mencetak ARA pada perdagangan kemarin.

Di lain sisi, perseroan baru saja merilis laporan keuangan semesterannya kemarin. Kinerja COAL pada semester I-2022 meningkat pesat.

Dari sisi top line, penjualan COAL naik 6,8 kali dari Rp 54,6 miliar pada semester I-2021, menjadi Rp 367 miliar pada semester I-2022.

Beban pokok penjualan juga meningkat pesat 5,6 kali menjadi Rp 243 miliar pada semester I-2022 sehingga laba kotor mencapai Rp 124 miliar.

Sedangkan laba kotor perseroan naik 1.000% dengan marjin 34% pada Juni 2022. Marjin laba kotor meningkat pesat dari 21% periode yang sama tahun lalu.

Beban meningkat 324% di sepanjang tahun 2022 menjadi Rp 17,3 miliar. Namun marjin laba tetap melesat dari 13% menjadi 29%.

Laba bersih perseroan pun terbang 1.382% dari Rp 5,6 miliar menjadi Rp 82,4 miliar sehingga marjin laba bersih melesat dari 10% menjadi 22% pada semester I tahun ini.

Sebelumnya, COAL melantai di harga Rp 100/unit pada tanggal 7 September 2022 dan mengumpulkan dana Rp 125 miliar dengan Surya Fajar Sekuritas sebagai lead underwriter.

Berdasarkan keterangan BEI, pencatatan saham COAL dilakukan di Papan Pengembangan BEI. COAL menjadi perusahaan tercatat ke-44 yang tercatat di BEI pada tahun 2022.

COAL bergerak pada sektor Energy dengan subsektor Oil, Gas, and Coal. Adapun Industri COAL adalah Coal dengan subindustri Coal Production.

Direktur Utama COAL, Donny Janson Manua mengatakan batu bara yang dihasilkan perseroan memiliki kualitas batu bara yang tinggi yakni GAR 5.500 yang memiliki pangsa yang sangat luas, ekspor dan domestik.

“Perseroan didirikan pada 27 Maret 2017. Dengan IPO ini diharapkan perusahaan akan berkembang lebih besar dan jadi salah satu perusahaan pertambangan terbaik di kelasnya,” ujarnya saat pencatatan saham COAL di BEI secara virtual, Rabu (7/9/2022) lalu.

Dengan harga IPO, maka Perseroan memperoleh dana hasil Penawaran Umum sebesar Rp 125 miliar.

Seluruh dana hasil Penawaran Umum Perdana Saham setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan Perseroan sekitar Rp 40 miliar akan disalurkan kepada Entitas Anak yaitu PT Dayak Membangun Pratama (“DMP”) yang akan digunakan untuk keperluan belanja modal DMP.

Sedangkan sisanya akan disalurkan kepada DMP dan digunakan untuk modal kerja oleh DMP.

error: Content is protected !!