Selalu banyak alasan untuk membenarkan keputusan membelikan ponsel pertama untuk anak. Tapi benarkah anak dapat bertanggung jawab saat memiliki ponsel atau berperilaku aman saat menggunakan ponsel.
Dilansir dari Parents, para ahli menemukan ada beberapa hal yang perlu orang tua pertimbangkan sebelum memberi anak hadiah ponsel.
1. Pelajari alasan anak
Cari tahu mengapa anak menginginkan ponsel. Apakah anak ingin memiliki ponsel pintar hanya untuk meningkatkan status di antara teman-temannya, ingin aplikasi yang sama dengan yang diunduh temannya. “Beritahu anak bahwa mereka tidak dapat memiliki ponsel jika tidak memberi alasan,” ucap Lieber.
Jika anak mengatakan semua temannya memiliki ponsel, jangan percaya kecuali jika anak telah berusia 16 tahun. Namun orang tua tidak boleh mengabaikan peran ponsel dalam kehidupan sosial. “Tanpa ponsel anak dapat merasa terputus secara sosial dari teman sebayanya,” terangnya.
(Kolomnis Your Money di New York Times, Ron Lieber mengatakan ajarkan anak bahwa keinginan memerlukan pengorbanan yang menjadi bagian kehidupan dewasa. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
2. Tetapkan keinginan versus kebutuhan
Anak mungkin mengidamkan ponsel terbaru, tetapi jangan tergoda menuruti keinginannya. Ponsel model lama yang hanya dapat digunakan untuk menerima panggilan dan berkirim pesan serta fasilitas kamera dan seluncur yang standar adalah pelajaran pertama untuk anak.
“Setiap percakapan tentang uang dan pembelian signifikan di rumah tangga adalah kesempatan mengajari anak tentang perbedaan keinginan dan kebutuhan,” kata kolomnis Your Money di New York Times, Ron Lieber.
Setelah menentukan kebutuhan anak, cari jenis ponsel dengan fitur yang sesuai. Jelaskan bahwa anak tidak memerlukan fitur yang bermacam-macam. Tawarkan untuk memberi ponsel yang lebih baik setelah ia melewati tes tanggung jawab, dengan tidak merusakkan atau menghilangkan ponselnya selama tiga bulan.
Jika anak menginginkan model tertentu, ajari anak untuk menambah kekurangan dana dari hasil tabungannya sendiri, atau mengurangi uang saku dan mengurangi liburannya. “Ajarkan anak bahwa keinginan memerlukan pengorbanan yang menjadi bagian kehidupan dewasa,” kata Lieber.
3. Tumbuhkan seorang warga digital
IPad, komputer dan terutama ponsel, anak akan meninggalkan jejak digital mereka. Tunjukkan pada anak konsekuensi tindakan mereka di dalam jaringan termasuk media sosial.
Penulis “Young Person’s Guide to Self-Discovery, Big Ideas, and Healthy Habits Mariah Bruehl” mengatakan, “Perlihatkan laman media sosialmu, akun yang kamu ikuti, komentar yang kamu buat dan pastikan anak memahami bahwa semua hal yang ditulis saat ini bertahan hingga tahun-tahun mendatang.” katanya.
Pertimbangkan menyusun kontrak digital bahwa ponsel adalah hak istimewa yang dapat diambil saja dengan alasan apa pun. Unsur-unsur kontrak termasuk kapan penggunaan ponsel, batas penggunaannya dan tanggung jawab jika ponsel hilang atau rusak dan janji untuk tidak mengunduh aplikasi tanpa izin.
Isinya juga mencakup etiket digital, yakni memperlakukan orang seperti kita ingin diperlakukan. Antara lain tidak mengejek, mengancam, mempermalukan dan mengirim gambar atau pesan tidak pantas. Kontrak ini adalah titik awal mengenai konsekuensi yang tidak diinginkan.
Callahan Walsh yang mengoperasikan sumber daya web keamanan online yang disebut NetSmartz, menyarankan anak-anak menggunakan pedoman ini. “Jangan mengirim pesan kecuali kamu tidak keberatan membaginya dengan nenekmu,” imbuhnya.
4. Bantu anak tetap aman
Memberi anak ponsel cerdas bisa menakutkan, tetapi ada banyak sumber daya untuk membantu. Langkah pertama adalah menutup celah informasi.
Gunakan beberapa aplikasi untuk keamanan berselancar dan menjaga privasi anak. Ajari anak untuk tidak mempublikasikan lokasi di laman medos dan kenali tanda-tanda peringatan jika ada predator dalam jaringan terhubung dengan anak.
Selain itu, banyak layanan populer menawarkan fitur untuk memeriksa aktivitas SMS anak kamu, memonitor aplikasi, membatasi penggunaan telepon hingga waktu tertentu dalam sehari, dan memblokir panggilan dan teks yang tidak diinginkan.
Sejumlah aplikasi juga memungkinkan mengelola telepon anak dari jarak jauh. Orang tua juga dapat mematikan semua aplikasi dan mengatur jadwal penggunaan ponsel.
Selain itu, jaga komunikasi dengan anak. Dorong mereka langsung bertanya jika melihat sesuatu yang ingin mereka pertanyakan atau kontroversial.
“Orang tua harus tenang sehingga anak lebih nyaman saat mendatangi kamu jika ada yang mengganggu atau menyakiti perasaan mereka. Lakukan dialog terbuka tentang apa yang mereka lihat lalu beri masukan,” pesannya.
(TIN)
Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.